Suara.com - Teknologi Huawei kini dimanfaatkan untuk mengembangkan sektor peternakan babi di Tiongkok, selain juga digunakan di industri manufaktur, pendidikan, pertambangan, dan pertanian.
Peternakan babi termasuk salah satu yang digarap serius menggunakan teknologi Huawei. Alasannya karena China memiliki industri peternakan babi terbesar di dunia. Tiongkok juga adalah rumah bagi separuh babi di dunia.
Memanfaatkan teknologi Huawei, peternak akan memodernisasi peternakan babi di Tiongkok dengan Artificial Intelligence (AI) untuk mendeteksi penyakit, pengenalan wajah untuk mengidentifikasi masing-masing babi, hingga untuk memantau berat badan, diet, dan olahraga ternak tersebut.
Pemanfaatkan teknologi Huawei di luar sektor komunikasi ini digelar ketika pemerintah Amerika Serikat (AS) memblokir ekspor komponen, sehingga membuat bisnis ponsel pintar atau smartphone Huawei terpuruk.
Baca Juga: Huawei Diprediksi Hanya Produksi 70-80 Juta Unit Smartphone Tahun Ini
"Peternakan babi adalah contoh lain bagaimana kami mencoba merevitalisasi beberapa industri tradisional dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam menciptakan nilai lebih bagi industri di era 5G," jelas juru bicara Huawei, dikutip dari BBC, Minggu (21/2/2021).
Selain Huawei, raksasa teknologi China lainnya seperti JD.com dan Alibaba, telah bekerja sama dengan peternak babi di China untuk menghadirkan teknologi baru.
Tak hanya peternakan babi, Pendiri dan CEO Huawei Ren Zhengfei juga mengumumkan pembuatan laboratorium inovasi pertambangan di Provinsi Shanxi, China.
Zhengfei mengatakan dirinya ingin mengembangkan teknologi untuk tambang batu bara yang akan menghasilkan lebih sedikit pekerja, lebih aman, dan efisiensi lebih tinggi.
Ia juga menyebutkan bahwa penambang batu bara bakal bisa menggunakan kemeja dan dasi ketika bekerja.
Baca Juga: Menjelang Peluncuran, Teaser Huawei Mate X2 Kembali Diungkap
Lebih lanjut, Zhengfei menyatakan perusahaan juga akan berekspansi ke produk pintar seperti televisi, komputer, hingga tablet.
"Kami masih bisa bertahan, bahkan tanpa bergantung pada penjualan smartphone," kata Zhengfei.