Tiru Australia, Pemerintah Harus Dorong Facebook Bayar Media di Indonesia

Liberty Jemadu Suara.Com
Sabtu, 20 Februari 2021 | 13:25 WIB
Tiru Australia, Pemerintah Harus Dorong Facebook Bayar Media di Indonesia
Ketua Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Wenseslaus Manggut di Kantor Kemenkopolhukam. (Suara.com/Stephanus Aranditio).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah diminta meniru Australia untuk terlibat membangun relasi yang adil antara perusahaan media di Indonesia dengan raksasa teknologi seperti Facebook, Google, dan Twitter, demikian dikatakan Wenseslaus Manggut, Ketua Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) dalam percakapan via telepon dengan Suara.com di Jakarta, Jumat malam (19/2/2021)

Wens menjelaskan bahwa relasi antara perusahaan media sebagai produsen konten berita dan raksasa teknologi tidak adil. Media dalam hubungan ini dirugikan.

"Antara bisnis produsen dan distributor, ada yang tidak adil di sini. Google misalnya mengambil saja data dari perusahaan media tanpa diminta. Dia mengambil data dan memperoleh pendapatan dari sana. Sementara media tidak memperoleh bagian. Ada pola yang memang tidak fair," jelas Wens.

Kasus Facebook, imbuh dia, kurang lebih sama meski media sosial tersebut memperoleh konten-konten media dari unggahan penggunanya sendiri.

Baca Juga: Ikut Jejak Australia, Kanada Akan Paksa Facebook Bayar Perusahaan Media

"Pola relasi media dengan Facebook memang beda dari Google. Tetapi ada banyak hal yang perlu diperhatikan. Mulai dari transparansai algoritma sampai sampah digital berupa hoaks dan hatespeech," beber dia.

Peran pemerintah karenanya adalah untuk membantu membangun relasi yang adil antara raksasa teknologi seperti Facebook dan Google dengan perusahaan media lokal.

Keterlibatan pemerintah, jelas Wens, diperlukan karena posisi tawar perusahaan media di Indonesia belum cukup kuat di hadapan para rakasasa teknologi asal Amerika Serikat tersebut.

"Dalam kondisi market sekarang, rasanya perusahaan media tidak bisa bertempur sendiri tanpa keberpihakan pemerintah dan regulasi," kata Wens.

Ia mengatakan jika Indonesia mengikuti langkah Australia yang membuat regulasi untuk mewajibkan Google serta Facebook membayar perusahaan media maka tidak saja akan membantu industri, tetapi juga akan secara tidak langsung membangun demokrasi yang lebih sehat.

Baca Juga: Facebook Juga Blokir Media Australia di Indonesia

"Langkah Australia ini perlu dipelajari dan diikuti oleh pemerintah kita," tutup Wens.

Seperti diwartakan sebelumnya Australia dalam waktu dekat akan mulai mewajibkan Facebook dan Google untuk membayar setiap konten yang mereka ambil dari media setempat.

Google, setelah sempat mengancam akan hengkang dari Australia, akhirnya memutuskan untuk bekerja sama dengan media-media Australia. Sementara Facebook mengambil langkah ekstrem dan memblokir semua konten dari media Australia di platformnya.

Langkah Facebook itu membuat pemerintah Australia geram. Perdana Menteri Scott Morrisson mengatakan bahwa Facebook kini merasa berada di atas negara, seperti yang dikhawatirkan banyak pihak selama ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI