Anjing Diklaim Dapat Deteksi Covid-19 Lebih Baik dari Tes PCR

Selasa, 16 Februari 2021 | 17:30 WIB
Anjing Diklaim Dapat Deteksi Covid-19 Lebih Baik dari Tes PCR
Anjing pelacak. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Makalah ulasan baru yang dipublikasikan dalam Journal of American Osteopathic Association, menunjukkan bahwa anjing mungkin lebih baik dalam mendeteksi virus Corona (Covid-19) daripada tes PCR saat ini.

"Anjing 'melihat' dunia secara luas dengan hidungnya, bukan matanya. Anjing mampu merasakan berbagai molekul pada konsentrasi yang sangat kecil, yaitu satu bagian dalam satu kuadriliun dibandingkan dengan satu bagian dalam satu miliar untuk manusia," kata Profesor Tommy Dickey, seperti dikutip dari IFL Science, Selasa (16/2/2021).

Tes diagnostik saat ini melibatkan usap (swab) hidung invasif yang harus dikirim untuk pengujian PCR. Ini membutuhkan waktu, laboratorium yang mapan untuk pengujian, dan sistem logistik yang efisien untuk memproses banyak sampel sekaligus.

Dalam empat artikel yang ditinjau rekan sejawat, ulasan tersebut bertujuan untuk merangkum semua penelitian yang tersedia tentang keabsahan anjing penciuman terhadap Covid-19.

Baca Juga: Korsel Beri Layanan Tes Virus Corona Buat Kucing dan Anjing Bergejala

Anjing pakai masker. [Shutterstock]
Anjing pakai masker. [Shutterstock]

Anjing memiliki indra penciuman yang luar biasa tajam sehingga dapat mendeteksi senyawa organik yang mudah menguap (VOC), pada sebagian kecil dari konsentrasi yang dapat dilakukan manusia.

Dalam beberapa penelitian, hidung anjing dapat mendeteksi kanker dan penyakit lain dengan akurat, kemungkinan karena senyawa yang dilepaskan dalam cairan tubuh atau darah pasien yang terkena.

Studi pertama, yang dilakukan oleh Grandjean et al., mencakup delapan anjing pelacak yang sebelumnya dilatih untuk mendeteksi kanker dan bahan peledak.

Sebanyak 198 sampel dari ketiak pasien rumah sakit digunakan dan dicampur dengan sampel kontrol. Menariknya, anjing-anjing itu memiliki tingkat keberhasilan antara 83-100 persen dan beberapa mengidentifikasi sampel yang dianggap negatif oleh para peneliti, tetapi kemudian pasien dirawat di rumah sakit.

Studi yang tersisa bervariasi dalam metodologi, tetapi dua dari penelitian memberikan sensitivitas 94 persen dan lebih dari 95,5 persen. Sementara penelitian yang terakhir sedang berlangsung saat ini.

Baca Juga: Wow, Pengusaha Tajir Wariskan Rp 69 M untuk Anjing Kesayangan

Anjing pelacak memerlukan pengujian yang lebih ekstensif dengan hasil yang bervariasi antar anjing, tetapi ini memberikan jalan yang menjanjikan untuk diagnosis Covid-19.

Penelitian masih terus menganalisis kemanjurannya dan dengan penelitian besar yang sedang berlangsung, mungkin penggunaan anjing akan dikerahkan untuk pengujian skala besar di area sibuk dalam waktu dekat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI