Suara.com - Para ilmuwan sebelumnya telah lama sepakat bahwa dinosaurus dimusnahkan oleh "penabrak Chicxulub", yang menyebabkan kawah besar di lepas pantai Meksiko.
Tim ahli juga setuju dengan dampak yang ditimbulkannya, yang memusnahkan hampir tiga perempat kehidupan di Bumi. Namun, yang masih menjadi misteri adalah apa dampak sebenarnya yang ditimbulkan.
Para ilmuwan tidak tahu apakah benda itu adalah komet atau asteroid, dari mana asalnya atau bagaimana benda itu bisa menghantam Bumi dengan kekuatan begitu dahsyat.
Dengan menjawab pertanyaan tersebut tidak hanya akan menjelaskan tentang akhir dari dinosaurus, tetapi juga tentang keadaan tata surya dan Bumi.
Baca Juga: Asteroid Seukuran Jembatan Golden Gate Akan Lewati Bumi Bulan Depan
![Ilustrasi asteroid menabrak Bumi. (Shutterstock)](https://media.suara.com/pictures/653x366/2014/08/16/shutterstock_129630551-e1408154544669.jpg)
Penelitian baru yang diterbitkan di jurnal Scientific Reports, para ahli dari Harvard University mencoba menjawab pertanyaan tersebut.
Para ahli menganalisis data pada objek yang terbang di sekitar tata surya, serta simulasi bagaimana gravitasi akan mendorongnya.
Tim ilmuwan mengklaim telah menemukan cara untuk menjelaskan bagaimana Bumi bisa dihantam seperti itu.
Para ilmuwan berpendapat bahwa perjalanan objek yang memusnahkan dinosaurus dimulai di awan Oort, cangkang komet yang berada di tepi tata surya.
Sebongkah komet terlempar dari jalur gravitasi Jupiter dan mengirimnya terbang menuju Matahari, yang memecah batu menjadi beberapa bagian.
Baca Juga: Jejak Raksasa Misterius Ditemukan di Bibir Pantai, Dinosaurus?
Komet semacam itu membutuhkan banyak waktu untuk mengelilingi Matahari. Para ilmuwan menjulukinya sebagai penggembala Matahari dan komet berperiode panjang.
"Komet itu sangat dekat dengan matahari sehingga bagian yang lebih dekat ke matahari merasakan tarikan gravitasi yang lebih kuat daripada bagian yang lebih jauh dari matahari, menyebabkan gaya pasang surut," kata Siraj, mahasiswa sarjana yang terlibat dalam penelitian tersebut.
Hal itu menyebabkan peristiwa yang disebut gangguan pasang surut sehingga komet besar yang datang sangat dekat dengan Matahari pecah menjadi komet yang lebih kecil.
Pada dasarnya, dalam perjalanan komet saat pecah keluar, ada kemungkinan statistik bahwa komet ini menghantam Bumi.
Namun, ini bertentangan dengan salah satu teori utama lainnya tentang asal-usul penabrak Bumi itu berasal. Yang lain mengatakan itu adalah bagian dari asteroid yang lebih besar yang berasal dari sabuk asteroid antara Jupiter dan Mars.
![Ilustrasi asteroid. (Shutterstock)](https://media.suara.com/pictures/653x366/2015/12/24/o_1a78akm441n9r1cnk1mrf1or4p6sa.jpg)
Dilansir dari Independent, Selasa (16/2/2021), makalah baru menunjukkan objek yang memulai hidupnya di awan Oort lebih layak sebagai bagian dari susunannya.
Penelitian di kawah Chicxulub dan kawah serupa lainnya menunjukkan bahwa objek yang menyebabkannya adalah benda yang relatif primitif yang disebut kondrit berkarbon.
Komposisi seperti itu lebih mungkin ditemukan pada objek awan Oort daripada yang berasal dari sabuk asteroid.
Para peneliti mengatakan bahwa hipotesis tersebut dapat diuji dengan studi lebih lanjut tentang kawah itu sendiri, termasuk yang serupa di Bulan.
Tim ahli berharap dapat menggunakan Observatorium Vera Rubin di Chili untuk mengamati komet dan perilakunya. Observatorium tersebut akan mulai beroperasi tahun depan.