Suara.com - Varian Kent atau yang muncul di Inggris menjadi varian virus corona (Covid-19) paling dominan di dunia, menurut klaim direktur program pengawasan genetik Inggris.
Lebih dari 50 negara telah menemukan strain mutan B.1.1.7, yang berevolusi menjadi lebih menular daripada virus aslinya.
Profesor Sharon Peacock, kepala Covid-19 Genomics UK (Cog-UK) Consortium mengatakan varian tersebut kemungkinan besar "akan menyapu dunia".
Meskipun menjadi jenis yang dominan di Inggris, namun bukti menunjukkan vaksin saat ini masih dapat bekerja melawannya.
![Ilustrasi virus corona. [Pixabay]/emmagrau]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/04/09/67303-ilustrasi-virus-corona.jpg)
Tetapi ada kekhawatiran bahwa varian tersebut mulai bermutasi lebih jauh menjadi seperti yang berkembang di Afrika Selatan.
Covid-19 Afrika Selatan lebih mampu melawan kekebalan yang dikembangkan oleh infeksi masa lalu atau dari vaksin saat ini.
Mutasi tambahan ditemukan setidaknya 21 kali dalam kasus berbeda pada orang yang terinfeksi varian Kent.
Baik varian Kent dan Afrika Selatan sudah berbagi satu mutasi, bernama N501Y, yang membuat virus menyebar lebih cepat.
Tetapi 21 kasus varian Kent juga memiliki mutasi E484K, yang ditemukan di Covid-19 Afrika Selatan. Para ahli mengatakan itu dapat membuat virus menghindari sebagian kekebalan.
Baca Juga: Efikasi Vaksin AstraZeneca Terhadap Virus Corona Afrika Selatan Hanya 10%
Dilansir dari Dailymail, Jumat (12/2/2021), varian Kent pertama kali terdeteksi pada September 2020. Analisis menunjukkan itu 70 persen lebih dapat ditularkan daripada strain sebelumnya yang dominan di Inggris.