Cangkang Keong Purba Ditiup Pertama Kalinya dalam 18.000 Tahun

Jum'at, 12 Februari 2021 | 07:58 WIB
Cangkang Keong Purba Ditiup Pertama Kalinya dalam 18.000 Tahun
Cangkang keong yang biasa ditiup untuk alat musik alam. Sebagai ilustrasi [Envato Elements/annakhomulo]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para arkeolog menemukan cangkang keong purba di pintu masuk ke Gua Marsoulas di kaki bukit Pyrenean Prancis.

Cangkang keong ini pertama kali ditemukan pada 1931 oleh dua arkeolog bernama Henri Begouen dan James Townsend Russell. Cangkang keong itu diyakini pernah digunakan oleh nenek moyang manusia di akhir Zaman Batu.

Namun, meskipun penemuan ini tergolong luar biasa, para peneliti menyimpan keong tadi dan dipamerkan di Museum de Toulouse, Prancis, sehingga terlupakan.

Cangkang keong itu akhirnya diperiksa ulang oleh para peneliti sekitar 80 tahun setelah penemuannya dan tim ahli percaya itu sebagai alat musik tiup tertua yang pernah ditemukan.

Baca Juga: Kumbang Rawa Purba Ditemukan, Umurnya Setua Piramida Mesir

Studi tentang suara keong purba [soundclouds].
Studi tentang suara keong purba [soundclouds].

Para ilmuwan mengatakan keong Marsoulas ditiup oleh anggota budaya Magdalenian yang tinggal di Eropa barat sekitar 21.000 hingga 14.000 tahun yang lalu.

Sekarang, para peneliti mempekerjakan seorang musisi untuk meniup atau membunyikan cangkang keong purba itu untuk pertama kalinya dalam ribuan tahun.

Penelitian yang diterbitkan di jurnal Science Advances itu menggunakan pemindaian sinar-X dengan ketelitian tinggi dan spektrometri fluoresensi untuk melihat bagaimana tangan manusia purba telah mengubah cangkang menjadi alat musik.

Dengan menggunakan pemindaian, tim dapat menentukan "titik dampak" di mana tampaknya cangkang telah dimodifikasi. Perubahan terbesar dilakukan pada puncak cangkang, ujung yang keras dan tajam, yang diyakini para ilmuwan sengaja dibuka untuk membuat lubang yang akan dilewati udara ketika ditiup.

Tim ilmuwan berteori bahwa itu bukan kerusakan yang disengaja karena biasanya itu adalah bagian tersulit dari keong. Pada bagian puncak juga tampaknya memiliki tanda resin atau lilin, yang mungkin telah digunakan untuk memasang corong.

Baca Juga: Temuan Gigi Ungkap Kawin Silang Manusia Purba dan Manusia Modern

Dilansir dari CNET pada Jumat (12/2/2021), pigmen merah yang ditemukan di dalam dan di luar cangkang juga terdapat di Gua Marsoulas. Pigmen itu juga ditemukan sebagai lukisan jari pada dinding gua.

Namun, tim peneliti tidak dapat menentukan apakah tanda pudar pada keong dan lukisan di dinding gua berasal dari bahan kimia yang sama.

Cangkang keong sendiri telah digunakan sebagai benda suci atau alat musik sepanjang sejarah. Tim menyebut cangkang tertua yang diketahui sebelumnya telah ditemukan di Mediterania dari Yunani Kuno.

Dengan ditiupnya kembali cangkang kuno itu, ahli musik mampu memainkan tiga nada berbeda yaitu C, C-sharp, dan D. Ketiga suara ini direkam dan telah diunggah ke Soundcloud untuk didengarkan publik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI