Facebook: Hanya 70,4 Persen Orang Indonesia Siap Divaksin Covid-19

Kamis, 11 Februari 2021 | 23:02 WIB
Facebook: Hanya 70,4 Persen Orang Indonesia Siap Divaksin Covid-19
Sejumlah tenaga kesehatan mendapatkan vaksinasi dosis pertama vaksin COVID-19 Sinovac di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (4/2/2021). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebanyak 70,47 persen orang di Indonesia sepakat untuk menerima vaksin Covid-19, menurut riset yang dibagikan Facebook dari kerja sama dengan University of Maryland, Kamis (11/2/2021).

Berdasarkan pantauan Suara.com dari situs arcgis.com, hingga 16.34 WIB, 70,47 persen dari total 717.593 responden di Indonesia bersedia menerima vaksin.

"Sebagai bagian dari program Data for Good kami, Facebook bekerja sama dengan mitra akademis untuk mengambil sampel dari orang-orang di Facebook untuk berpartisipasi dalam survei di luar platform," tulis Facebook dalam rilis yang diterima.

Wilayah-wilayah Indonesia yang masuk ke dalam survei ini yakni Bali, Banten, DKI Jakarta, Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Kepulauan Riau.

Baca Juga: Polemik Vaksinasi Helena Lim, Riza: Nanti Juga Ketahuan Siapa yang Salah

Tingkat ketersediaan vaksin pun berbeda-beda. Untuk DKI Jakarta misalnya, data terakhir yang masuk tercatat pada tanggal 7 Februari 2021 pukul 19.00 dan menunjukkan 76,82 persen bersedia vaksinasi.

Kemudian untuk wilayah dengan kasus positif Covid-19 terbanyak lainnya, Jawa Barat, tertulis data terakhir masuk pada 7 Februari 2021 pukul 19.00 dengan estimasi 75,45 persen.

Sementara wilayah ketiga dengan kasus positive rate terbanyak, Jawa Tengah, menunjukkan data masuk pada tanggal dan jam yang sama dengan persentase orang yang bersedia divaksin mencapai 83,45 persen.

"Dengan lebih dari 39 juta respons hingga saat ini di 200 negara dan wilayah sejak April 2020 per 5 Februari 2021, ini adalah salah satu survei terbesar untuk membantu peneliti kesehatan memantau dan memperkirakan penyebaran COVID-19 dengan lebih baik," kata Facebook.

"Survei dilakukan oleh mitra akademis kami dan Facebook tidak menerima respons dari survei tersebut," tambahnya.

Baca Juga: Facebook Kurangi Konten Politik di Indonesia

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI