Arkeolog Temukan Krim Wajah Berusia 2.700 Tahun, Bukti Awal Kosmetik China

Kamis, 11 Februari 2021 | 14:39 WIB
Arkeolog Temukan Krim Wajah Berusia 2.700 Tahun, Bukti Awal Kosmetik China
Ilustrasi produk kecantikan. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para ilmuwan menemukan krim wajah berusia 2.700 tahun di makam bangsawan China kuno.

Krim perawatan kulit itu terbuat dari lemak hewani dan zat yang disebut "moonmilk" serta ditempatkan di dalam stoples perunggu yang dihias.

Penemuan yang dipublikasikan di Archaeometry ini, dianggap sebagai bukti paling awal dari produk krim kosmetik di China.

Tim arkeolog menemukan krim tersebut saat sedang menggali Situs Liujiawa di Provinsi Shaanxi.

Baca Juga: Jasad Arkeolog Khaled al-Asaad yang Kepalanya Dipenggal ISIS Ditemukan

Daerah ini milik Negara Bagian Rui, negara bawahan China selama dinasti Zhou antara 700 dan 640 SM.

Lokasi penemuan krim wajah China kuno. [Archaeometry]
Lokasi penemuan krim wajah China kuno. [Archaeometry]

Awalnya, para ahli menemukan sebuah makam milik seorang lelaki anggota aristokrasi yang diidentifikasi dengan satu set senjata perunggu dalam kuburannya.

Di dekat kepala peti mati, tim menemukan stoples perunggu. Stoples jenis tersebut sering ditemukan di makam orang-orang berpangkat tinggi seperti bangsawan, menunjukkan bahwa itu adalah produk kelas atas.

Fakta bahwa krim ini ditemukan di makam lelaki, kemungkinan besar lelaki tersebut adalah tokoh penting.

Umumnya, perempuan yang paling banyak digambarkan menggunakan kosmetik dalam catatan sejarah periode ini dan sebelumnya.

Baca Juga: Arkeolog Temukan Lebih dari 600 Koin Perak Era Romawi

Tutup stoples tertutup dengan rapat dan setelah dibuka, bagian dalamnya terkontrol dengan kondisi baik.

Tim ahli menemukan sekitar 6 gram gumpalan putih kekuningan di dalam stoples. Analisis awal menunjukkan bahwa gumpalan tersebut terbuat dari campuran karbonat dan lipid.

Analisis lebih lanjut menegaskan bahwa karbonat tersebut adalah monohidrokalsit, suatu bentuk kalsium karbonat yang bersumber dari speleothems gua batu kapur.

Zat putih kekuningan ??ini disebut "moonmilk" dan para ilmuwan berteori bahwa pendeteksiannya di dalam krim mungkin memiliki kaitan dengan "Taoist School Cave Cultus".

Gua-gua tertentu dipilih sebagai situs suci Tao, yang dapat mengarah pada penemuan, nilai spiritual, dan penggunaan kosmetik "moonmilk".

Menurut para arkeolog, manfaat tambahan dari kalsium karbonat bagus dalam menyerap keringat dan minyak yang dapat memberikan efek mattifying pada kulit.

Krim wajah China kuno. [IFLScience]
Krim wajah China kuno. [IFLScience]

Pemutihan kulit secara budaya populer selama periode sejarah China ini dan warna pucat "moonmilk" cocok untuk fungsi tersebut.

Berdasarkan faktor-faktor ini, mungkin "moonmilk" digunakan baik untuk kosmetik maupun sifat mistiknya.

Tutup wadah yang tertutup membantu mengawetkan lemak hewani di dalam krim.

Para peneliti menganalisis lemak dan rasio asam palmitat serta asam stearat yang menunjukkan bahwa itu berasal dari hewan pemamah biak seperti sapi.

Tim berteori bahwa sapi-sapi ini dijinakkan dan dibesarkan di kandang dengan pola makan millet yang ketat.

Temuan ini sangat berguna untuk memahami pertanian di Negara Bagian Rui karena para ahli menyatakan bahwa hampir tidak ada catatan sejarah yang menjelaskan cara kerjanya.

Dilansir dari IFL Science, Kamis (11/2/2021), penemuan ini merupakan terobosan besar dalam memahami industri kosmetik awal di China dan merupakan bukti awal penggunaan lemak sapi dalam kosmetik China kuno.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI