Suara.com - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengungkapkan bahwa untuk pertama kalinya dalam sejarah Gunung Merapi di Yogyakarta dan Jawa Tengah kini punya dua kubah. Tetapi jumlah kubah itu tak meningkatkan risiko bahaya.
Kepala BPPTKG Hanik Humaida saat konferensi pers secara virtual di Yogyakarta, Jumat, menjelaskan bahwa kubah lava baru yang mulai terlihat sejak 4 Februari 2021 itu memiliki laju pertumbuhan yang masih relatif lambat.
"Baru kali ini dalam sejarah, Gunung Merapi mempunyai dua kubah lava," kata Hanik seperti dilansir dari Antara.
Kubah lava pertama (Kubah Lava 2021) sebelumnya berada di sisi barat daya atau puncak Merapi atau tepatnya di atas lava sisa erupsi tahun 1997.
Baca Juga: Pertama dalam Sejarah, Gunung Merapi Punya 2 Kubah Lava
Kubah lava baru muncul di tengah puncak kawah Merapi masih berasal dari satu jalur kepundan (lubang keluarnya magma dari perut bumi) yang sama dengan kubah lava pertama.
Meski demikian, Hanik memastikan kubah lava baru ini masih memiliki potensi bahaya yang rendah karena ukurannya kecil dengan laju pertumbuhan yang sangat lambat.
Apabila mengeluarkan guguran lava atau awan panas, menurut dia, memiliki kemungkinan mengarah ke bukaan kawah atau ke tenggara arah Kali Gendol, akan tetapi jangkauannya diperkirakan tidak sampai ke permukiman warga.
"Kami mencoba mengambil foto drone hari ini (5/2) tapi gagal karena selalu tertutup kabut, namun demikian secara asesmen potensi bahayanya belum signifikan," kata Hanik.
Oleh sebab itu, hingga saat ini BPPTKG masih mempertahankan status aktivitas Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.
Baca Juga: Pipa Rusak Kena Banjir Lahar Merapi, Warga Pakem Andalkan Droping Air
Potensi bahaya saat ini masih berupa guguran lava dan awan panas yang bersumber dari Kubah Lava 2021 pada sektor selatan-barat daya meliputi sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km.
Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
BPPTKG mencatat volume Kubah Lava 2021 yang sebelumnya mencapai 158.000 meter kubik pada 25 Januari 2021, menurun signifikan menjadi 62.000 meter kubik per 28 Januari 2021.
Pada 4 Februari 2021 kembali meningkat menjadi 117.000 meter kubik dengan laju pertumbuhan 13.000 meter kubik per hari.
Berikutnya, aktivitas seismik (kegempaan) yang menurun menjadi kurang dari 10 kali per hari, deformasi (perubahan bentuk tubuh Gunung Merapi) menjadi 1 cm per hari, serta konsentrasi gas vulkanik CO2 yang menurun menjadi 350 ppm menunjukkan tidak adanya tekanan berlebih dari dalam yang mencerminkan tambahan suplai magma.