Suara.com - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) mengatakan bahwa satelit Telkom-3 milik Indonesia diperkiraka sudah jatuh ke Bumi pada Jumat sore kemarin (5/2/2021).
"Diprakirakan jatuh sekitar pukul 16.35 saat orbit terakhir," kata kepala Lapan, Thomas Djamaluddin, saat dihubungi Suara.com dari Bogor, Jawa Barat pada Sabtu (6/2/2021).
Lebih lanjut Thomas mengatakan bahwa diduga satelit Telkom-3 jatuh saat melintasi kawasan Asia Tenggah sampai Pasifik. Ia tak bisa memastikan lokasi jatuhnya satelit tersebut.
"Tidak bisa dipastikan titik jatuhnya karena tidak bisa dipantau," imbuh dia.
Baca Juga: Lapan Pantau Lintasan Jatuhnya Satelit Telkom-3
Sebelumnya Lapan menjelaskan bahwa pihaknya terus memantau lintasan jatuhnya Satelit Telkom-3 milik Indonesia karena satelit itu diperkirakan akan mengalami reentry atau masuk kembali ke Bumi pada 5 Februari 2021 antara pukul 14:30 WIB hingga 18:30 WIB.
Peneliti Lapan, Rhorom Priyatikanto menjelaskan bahwa waktu serta lokasi jatuhnya Telkom-3 sukar dipastikan karena objek itu jatuh tak terkendali sehingga orientasi satelit serta hambatan udara yang dialaminya dapat bervariasi.
Sejak 30 Januari 2021, satelit tersebut telah mencapai ketinggian kurang dari 200 kilometer dan diperkirakan akan mengalami reentry pada 5 Februari 2021. Itu merupakan kali pertama benda antariksa berukuran besar milik Indonesia, jatuh.
Satelit Telkom-3 (COSPAR-ID 2012-044A, NORAD-ID 38744) merupakan satelit buatan ISS Reshetnev, Rusia berdasarkan pesanan PT Telkom Indonesia Tbk. Satelit tersebut diluncurkan pada 6 Agustus 2012 dari Baikonur Cosmodrome, Kazakhstan, tetapi masalah teknis menyebabkannya gagal mencapai orbit.
Satelit berbobot 1,845 ton itu tidak mengandung bahan radioaktif dan diperkirakan sebagian besar massa satelit akan terbakar saat memasuki atmosfer hingga menyisakan 10-40 persen massa awalnya.
Baca Juga: Heboh Meteor Jatuh di Lampung, Ini Cara Bedakan Batu Biasa dan Meteorit
Berdasarkan konvensi internasional, Negara Peluncur bertanggung jawab penuh atas korban/kerugian yang timbul atas benda jatuh antariksa. Adapun Negara Peluncur meliputi negara pemilik, negara yang meluncurkan, serta negara tempat peluncuran.