Langka! Mumi Anti Mainstream, Dibungkus dengan Lumpur

Jum'at, 05 Februari 2021 | 06:45 WIB
Langka! Mumi Anti Mainstream, Dibungkus dengan Lumpur
Ilustrasi peti Mesir kuno. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para ilmuwan menemukan mumi langka dari Mesir kuno karena tidak menyangka, mayat tersebut terbungkus dalam cangkang lumpur yang mengeras.

Temuan mumi anti mainstream ini mengungkapkan perawatan mayat yang sebelumnya tidak didokumentasikan dalam catatan arkeologi Mesir.

Penelitian tersebut dipublikasikan di jurnal PLOS One pada 3 Februari, para ahli berpendapat cangkang lumpur digunakan untuk menstabilkan mumi setelah rusak.

Kemungkinan hal ini untuk meniru praktik pengawetan mumi yang dilakukan masyarakat elit. Terkadang mumi dibuat dari bahan berbasis resin impor selama hampir 350 tahun.

Mumi langka dibungkus lumpur. [PLOS One]
Mumi langka dibungkus lumpur. [PLOS One]

"Jadi mengapa orang ini tertutup lumpur, bukan resin? Lumpur adalah bahan yang lebih terjangkau," kata Karin Sowada, ketua penelitian di Departemen Sejarah dan Arkeologi, Macquarie University di Sydney.

Cangkang lumpur bukanlah satu-satunya keanehan mumi tersebut. Mumi yang diketahui berasal dari 1207 SM itu rusak setelah kematiannya dan dimakamkan di peti mati salah, sebenarnya dimaksudkan untuk seorang perempuan yang meninggal setelahnya.

Mumi lumpur dan petinya diperoleh pada tahun 1800-an oleh seorang kolektor barat, Sir Charles Nicholson, sekaligus politikus Inggris yang membawanya ke Australia.

Nicholson menyumbangkannya ke Universitas Sydney pada 1860 dan saat ini mumi itu berada di Museum Chau Chak Wing universitas.

Tampaknya, orang yang menjual mumi itu kepada Nicholson menipunya karena faktanya peti mati berumur lebih muda dari jasad yang dikubur di dalamnya.

Baca Juga: Putus Cinta Dapat DIprediksi Lewat Unggahan Internet 3 Bulan Sebelumnya

"Pedagang lokal kemungkinan meletakkan tubuh mumi ke dalam peti mati lainnya agar dapat menjualnya sebagai satu set yang lebih lengkap," tulis para ahli dalam penelitian tersebut, seperti dikutip dari Live Science, Jumat (5/2/2021).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI