Suara.com - Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS) melaporkan, adanya tindakan diskriminasi Google lewat perbedaan gaji bagi para pekerja perempuan dan pencari kerja asal Asia, untuk posisi Software Engineering.
Sebagai penyelesaian, Google akan membayar lebih dari 3 juta dolar AS atau Rp 42 miliar untuk menyelesaikan tuduhan tersebut.
Dikutip dari India Today, Rabu (3/2/2021), Google akan membayar 1,3 juta dolar AS atau Rp 18,2 miliar sebagai gaji dan bonus kepada 2.565 pekerja perempuan di posisi engineering karena diskriminasi pembayaran.
Selain itu, Google juga akan memberikan 1,2 juta dolar AS atau Rp 16,8 miliar untuk gaji dan bonus ke 1.757 pekerja perempuan di Software Engineering dan pelamar asal Asia yang tidak terpilih sebagai karyawan.
Baca Juga: Google Maps Bisa Belah Layar, Turut Tampilkan Street View
Penyelesaian perkara tersebut juga mengharuskan Google untuk mengalokasikan dana minimal 1,25 juta dolar AS atau Rp 17,5 miliar untuk penyesuaian gaji karyawan selama lima tahun.
Menanggapi putusan ini, Google meyakini tidak melakukan kesalahan dan tidak memihak siapapun atas tuduhan diskriminasi tersebut.
"Kami yakin setiap orang harus dibayar berdasarkan pekerjaan yang mereka lakukan, bukan siapa mereka, dan berinvestasi besar-besaran untuk membuat proses perekrutan dan kompensasi kami adil dan tidak memihak," kata juru bicara Google.
Sebagai upaya penyelesaiannya, Google telah setuju untuk meninjau kebijakan, prosedur, dan praktik terkait perekrutan dan kompensasi sesuai anjuran Departemen Tenaga Kerja AS.
Menanggapi hal ini, Head Office Federal Contract Compliance Programs (OFCCP) Jenny Yang mengatakan, diskriminasi gaji akan tetap menjadi masalah sistemik.
Baca Juga: Bagaimana Dunia Tanpa Layanan Google? Belajarlah dari Negara Ini
"Pengusaha harus melakukan audit kesetaraan gaji rutin untuk memastikan bahwa sistem kompensasi mereka mempromosikan kesempatan yang sama,” ungkapnya dalam keterangan tertulis.