5 Fenomena Langit Menarik Februari 2021 Ini Bisa Diamati dari Indonesia
Februari 2021 diwarnai bebagai peristiwa menarik.
Suara.com - Februari 2021 diwarnai bebagai fenomena langit menarik. Dilansir dari In The Sky, Rabu (3/2/2021), berikut ini lima peristiwa langit yang akan terjadi pada Februari 2021:
1. Bulan di titik perigee
Bulan akan mencapai titik perigee ke Bumi pada 4 Februari. Perigee digunakan untuk menyebutkan kondisi Bulan berada pada titik terdekat terhadap Bumi. Pada saat itu, Bulan akan tampak sedikit lebih besar.
Jarak Bulan dari Bumi bervariasi karena orbitnya tidak melingkar sempurna, melainkan agak oval dan menelusuri jalur yang disebut elips.
Baca Juga: Supermoon Pertama di 2024 Muncul, Elon Musk Ikut Ungkap Kekaguman: Luar Biasa!
Saat Bulan melintasi jalur elips ini mengelilingi Bumi setiap bulannya, jaraknya bervariasi sekitar 10 persen, antara 363.000 km dan 405.000 km.
Ukuran sudut Bulan dan kecerahannya juga bervariasi oleh faktor yang sama.
Periode dari siklus Bulan mencakup perigee (terdekat) dan apogee (terjauh) hingga kembali lagi adalah 27,555 hari.
Perigee terjadi pada 4 Februari saat Bulan berada di sekitar fase seperempat terakhir, satelit alami itu akan muncul di langit pagi.
Pada momen ini, jarak Bulan ke Bumi hanya 370.000 km dan muncul dengan diameter sudut 32,27 arcmin.
2. Hujan meteor Alpha Centaurid
Baca Juga: Cahaya Utara Menari di Atas Amerika, Hujan Meteor Perseid Tambah Semarak Langit Malam
Hujan meteor Alpha Centaurid akan aktif dari 28 Januari hingga 21 Februari dengan titik puncak hujan meteor terjadi pada 8 Februari.
Pengamat dapat melihat meteor Alpha Centaurid di konstelasi Centaurus yang terletak di belahan langit selatan, dengan enam meteor per enam jam.
Titik radian hujan meteor Alpha Centaurid akan terbit pada tengah malam. Ini akan mulai terlihat pada pukul 21:50 WIB dan akan tetap aktif hingga sekitar pukul 05:34 WIB.
Pengamatan tidak membutuhkan teleskop, namun harus dilakukan di lokasi yang benar-benar gelap dan minim polusi cahaya dan cuaca cerah.
3. Konjungsi Bulan dan Saturnus
Bulan akan berdekatan dengan Saturnus pada 10 Februari dengan jarak Bulan sejauh 3 derajat ke selatan Saturnus.
Pasangan kosmik ini akan terlihat di langit fajar, terbit pada pukul 04:55 WIB atau sekitar 1 jam 4 menit sebelum Matahari terbit dan mencapai ketinggian 10 derajat di atas ufuk timur sebelum menghilang pada pukul 05:44 WIB.
Bulan dan Saturnus akan berada di konstelasi Capriconus. Dalam pengamatan mata telanjang, planet bercincin itu hanya akan muncul sebagai bintang kuning terang yang tidak berkelap-kelip di dekat Bulan.
Jika ingin melihat detail cincin Saturnus maka dibutuhkan bantuan teleskop.
4. Konjungsi Bulan dan Mars
Beberapa hari setelah berbagi kenaikan yang sama dengan Saturnus, Bulan akan berkonjungsi dengan Planet Merah pada 19 Februari.
Pada saat itu, Bulan akan berada sejauh 3 derajat di selatan Mars. Dalam waktu yang hampir bersamaan, kedua objek tersebut juga akan melakukan pendekatan yang dekat.
Pasangan itu akan terlihat sekitar pukul 18:27 WIB saat langit senja memudar dengan ketinggian 58 derajat di atas ufuk barat laut.
Bulan dan Mars akan tenggelam menuju cakrawala pada pukul 23:06 WIB. Keduanya dapat diamati di konstelasi Aries.
Akhir Februari akan ditutup dengan fenomena Bulan Purnama pada 27 Februari 2021. Pada saat itu, Bulan akan mencapai fase penuh dan terletak hampir tepat di seberang Matahari.
Karena berada tepat di seberang Matahari, hal ini akan membuat Bulan terbit tepat saat Matahari terbenam. Pengamat dapat mulai melihatnya pada 15:17 WIB.
Urutan Bulan Purnama sepanjang tahun sering diberi nama sesuai dengan musimnya. Bulan Purnama kali ini akan menjadi yang ketiga di musim dingin 2021 dan disebut sebagai Lenten Moon.
Tepat ketika Bulan mencapai fase penuh, satelit alami Bumi itu akan berada di konstelasi Leo dan akan muncul tertinggi di belahan Bumi utara. Pada saat itu, jaraknya dari Bumi adalah 370.000 km.