Bukan Fosfin, Temuan Gas Awan Venus Disebut Sulfur Dioksida

Senin, 01 Februari 2021 | 15:00 WIB
Bukan Fosfin, Temuan Gas Awan Venus Disebut Sulfur Dioksida
Planet Venus. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pada September 2020, para ilmuwan mendeteksi adanya gas berbahaya dan berbau busuk di dalam awan asam Venus yang disebut fosfin. Kehadiran gas ini kemungkinan bisa menjadi tanda adanya kehidupan di Venus.

Temuan itu membuat banyak ilmuwan terlibat untuk menganalisis apakah gas itu benar-benar fosfin. Dalam penelitian terbaru yang diterbitkan di The Astrophysical Journal, para ahli mengajukan bukti bahwa gas itu bukan fosfin, melainkan sulfur dioksida.

"Alih-alih fosfin di awan Venus, datanya konsisten dengan hipotesis alternatif, di mana mereka mendeteksi sulfur dioksida," kata Victoria Meadows, profesor astronomi UW, seperti dikutip dari IFL Science, Senin (1/2/2021).

Menurutnya, sulfur dioksida adalah senyawa kimia paling umum ketiga di atmosfer Venus dan tidak dianggap sebagai tanda kehidupan.

Baca Juga: Ukuran Samudra Atlantik Makin Luas, Begini Penjelasannya

Teleskop James Clerk Maxwell (JCMT). [Wikipedia]
Teleskop James Clerk Maxwell (JCMT). [Wikipedia]

Bahan kimia di luar angkasa ditemukan dengan melihat emisi radiasi elektromagnetik pada frekuensi tertentu.

Tanda tersebut terkadang membingungkan karena instrumen tidak sempurna dan inilah mengapa pengamatan ditindaklanjuti, dengan instrumen lain untuk menemukan lebih banyak bukti untuk mengkonfirmasi deteksi.

Pendeteksian ini dimulai pada tahun 2017 dengan menggunakan Teleskop James Clerk Maxwell (JCMT) dan menemukan emisi gelombang radio tertentu dari awan Venus.

Dilaporkan ada dua molekul yang cocok dengan tanda tersebut, yaitu fosfin dan sulfur dioksida.

Tim ilmuwan memutuskan untuk menggunakan Atacama Large Millimeter/submillimeter Array (ALMA) untuk membedakan keduanya.

Baca Juga: Mungil! Bisa Diletakkan di Ujung Jari, Ini Reptil Terkecil di Dunia

Dalam kumpulan data tersebut, tim menemukan bahwa sulfur dioksida tidak cukup melimpah sehingga pada saat itu para ilmuwan menyimpulkan bahwa fosfin kemungkinan merupakan sumber sinyal asli.

Penelitian baru ini melakukan pendekatan yang berbeda. Para peneliti memodelkan atmosfer Venus dan menggunakannya untuk menafsirkan apa yang terlihat dan tidak terlihat dalam data dari dua teleskop.

Model itu menunjukkan bahwa sinyal tersebut tidak datang dari awan Venus tetapi dari 80 kilometer di atasnya, tepatnya di mesosfer dan itu bukanlah tempat di mana fosfin bisa bertahan.

"Fosfin di mesosfer bahkan lebih rapuh daripada fosfin di awan Venus," jelas Meadows.

Ilustrasi planet Venus (Shutterstock/NASA).
Ilustrasi planet Venus (Shutterstock/NASA).

Di sisi lain, para ahli curiga bahwa data ALMA kemungkinan besar meremehkan jumlah sulfur dioksida yang ada di atmosfer Venus.

Dengan temuan ini, tim peneliti asli dari pengamatan awal saat ini sedang memeriksa ulang seluruh kumpulan data dan akan membagikan hasil analisisnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI