Ukuran Samudra Atlantik Makin Luas, Begini Penjelasannya

Senin, 01 Februari 2021 | 11:30 WIB
Ukuran Samudra Atlantik Makin Luas, Begini Penjelasannya
Ilustrasi Samudra Atlantik. [William Kedersha/Pixabay]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penelitian terbaru mengungkap Samudra Atlantik semakin meluas, mendorong Amerika Serikat ke satu sisi dan Eropa serta Afrika ke sisi lainnya.

Sebelumnya, para ahli mengira bahwa sebagian besar benua ditarik terpisah saat lempeng di bawah laut bergerak ke arah yang berlawanan dan menabrak lempeng lain. Tetapi penelitian baru menunjukkan itu bukan alasannya.

Penelitian dimulai pada 2016, ketika sekelompok ilmuwan berlayar dengan kapal penelitian ke bagian terluas Samudra Atlantik antara Amerika Selatan dan Afrika.

Area tersebut bukan rute populer untuk perjalanan kapal dan sangat sunyi.

Baca Juga: Mungil! Bisa Diletakkan di Ujung Jari, Ini Reptil Terkecil di Dunia

Ilustrasi keberadaan emas di Afrika Selatan [Shutterstock].
Ilustrasi peta Afrika [Shutterstock].

Namun, area itu terletak di atas tempat geologis yang sangat penting, yaitu punggungan Atlantik tengah, batas tektonik terbesar di Bumi yang membentang 16.093 kilometer Samudra Arktik hingga ke ujung selatan Afrika.

Para ilmuwan menghabiskan waktu lima minggu berlayar sekitar 1.000 kilometer, melintasi sebagian kecil punggung bukit, lalu menjatuhkan seismometer (instrumen yang mendeteksi gelombang atau getaran seismik seperti yang berasal dari gempa bumi) ke dasar laut.

Satu tahun kemudian, para ilmuwan mengumpulkan data seismometer. Menariknya, instrumen itu menangkap getaran dari gempa Bumi yang menyebar dari berbagai belahan dunia dan melalui mantel dalam Bumi.

Meskipun tujuan awal tim adalah untuk mempelajari tentang bagaimana lempeng itu dihasilkan dan kedalaman Bumi yang lebih dangkal, para ahli justru menemukan bukti dari fenomena yang lebih besar.

Para peneliti menemukan bahwa area tersebut memiliki zona transisi mantel (wilayah dengan kepadatan lebih tinggi yang berfungsi sebagai penjaga antara lapisan atas dan bawah mantel), lebih tipis dari rata-rata.

Baca Juga: Penelitian Terbaru: Aturan Jaga Jarak Akan Tetap Berlaku Hingga 2022

Dengan kata lain, memiliki suhu yang lebih panas dan mendukung proses "upwelling" batuan panas dari mantel bawah Bumi ke mantel atasnya yang secara aktif mendorong lempeng-lempeng itu terpisah.

Temuan tim menemukan ketika zona subduksi (tempat lempeng bertabrakan dan satu tenggelam di bawah yang lain), memisahkan lempeng dan upwelling di bawah bubungan mungkin secara aktif membantu mendorongnya terpisah.

Namun, tidak jelas apakah proses ini hanya terkait dengan punggungan Atlantik tengah atau jika semua punggungan di seluruh dunia mengalami hal yang sama.

"Tarikannya masih ada, hanya kami ingin menentukan sekarang apakah semua punggungan mengalami dorongan juga," kata Matthew Agius, penulis utama penelitian di Universitas Tre Roma, Italia, seperti dikutip dari Live Science, Senin (1/2/2021).

Ilustrasi Bumi. Shutterstock
Ilustrasi Bumi. [Shutterstock]

Meskipun analisis tim ahli sangat baik, tetapi penelitian yang telah dipublikasikan di jurnal Nature pada 27 Januari ini, memiliki ruang lingkup terbatas karena hanya melihat sebagian kecil dari dasar laut Atlantik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI