Penelitian Terbaru: Aturan Jaga Jarak Akan Tetap Berlaku Hingga 2022

Dythia Novianty Suara.Com
Minggu, 31 Januari 2021 | 11:30 WIB
Penelitian Terbaru: Aturan Jaga Jarak Akan Tetap Berlaku Hingga 2022
Ilustrasi jaga jarak (histock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Aturan jaga jarak sosial (social distancing) dapat tetap berlaku hingga 2022. Kondisi ini akan berubah jika vaksinasi secara signifikan mengurangi penyebaran virus corona.

Sebuah penelitian terbaru vaksinasi harus 85 persen efektif dalam menghentikan penularan serta penyakit parah untuk mencegah lonjakan kematian lagi, dilansir laman Independent mengutip Sunday Telegraph, Minggu (31/1/2021).

Pemodelan ini ditugaskan oleh subkelompok Sage dan makalah ditulis oleh pemodel di University of Warwick. Penelitian mereka menunjukkan bahwa dengan penguncian "skenario kasus terbaik" ini harus dipertahankan hingga akhir Mei.

Jika Boris Johnson mencabut lockdown bulan depan setelah kelompok paling berisiko divaksinasi, itu akan mendorong lonjakan kematian yang memuncak di bawah 1.000 per hari.

Baca Juga: Alhamdulillah, Jerman Terapkan Lockdown Panjang, Tekan Penyebaran Covid-19

Ilustrasi lockdown. (Shutterstock)
Ilustrasi lockdown. (Shutterstock)

Tetapi jika vaksin hanya 60 persen efektif dalam mencegah penularan virus, kematian setiap hari dapat mencapai puncaknya sekitar 1.500 sehari.

"Hanya vaksin yang menawarkan kemanjuran menekan infeksi yang tinggi dengan serapan tinggi pada populasi umum [akan], memungkinkan relaksasi intervensi non-farmasi tanpa lonjakan besar dalam kematian," tulis studi terbaru tersebut.

Belum jelas seberapa efektif vaksin apa pun dalam penekanan infeksi, meskipun para ahli berpikir itu bisa jadi sekitar 60 persen.

Salah satu penulis makalah, Dr Sam Moore, mengatakan kepada Telegraph bahwa vaksin dengan kemanjuran 85 persen tidak akan mendorong tingkat virus R di bawah satu.

"Vaksin tidak akan 100 persen efektif dalam menghentikan penyakit serius. Jadi jika Anda berhasil membuat, katakanlah, 85 persen orang meminumnya dan ternyata 90 persen efektif, itu masih 25 persen orang yang bisa mati karenanya, itu banyak sekali," ujarnya.

Baca Juga: Perhatian! Ini Faktor Risiko Tertinggi Kedua Kematian Akibat Covid-19

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI