VR Ambassador Indonesia, Teknologi Pendidikan Berbasis Virtual Reality

Dythia Novianty Suara.Com
Jum'at, 29 Januari 2021 | 13:00 WIB
VR Ambassador Indonesia, Teknologi Pendidikan Berbasis Virtual Reality
Seorang siswa tengaj mencoba VR Ambassador. [LenteraEdu]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sektor pendidikan menjadi salah satu yang mengalami perubahan drastis di masa pandemi Covid-19. Kegiatan belajar mengajar yang biasanya dilakukan tatap muka, kini berganti menjadi kegiatan daring.

Para pendidik harus menyesuaikan diri dengan teknologi yang tersedia. Di sisi lain, peserta didik juga mengalami kebosanan karena metode pembelajaran daring yang kurang efektif dan memakan banyak kuota internet.

Salah satu solusi bagi tenaga pendidik dan peserta didik adalah dengan menggunakan teknologi Virtual Reality sebagai media pembelajaran.

LenteraEdu yang diinisiasi oleh Putera Sampoerna Foundation meyakini bahwa teknologi Virtual Reality dapat menjadi solusi bagi penyesuaian kegiatan belajar mengajar, di era pandemi sekaligus sebagai gerbang untuk menyatukan teknologi bersahabat bagi tenaga dan peserta didik secara bersamaan.

Baca Juga: Bikin Terenyuh, Momen Suami Bertemu dengan Istrinya yang Sudah Meninggal

Teknologi yang dimiliki VR (Virtual Reality) memungkinkan kita tak perlu terbang lagi [Shutterstock]
Teknologi yang dimiliki VR (Virtual Reality) memungkinkan kita tak perlu terbang lagi [Shutterstock]

Tahun ini, LenteraEdu menginisiasi program VR Ambassador untuk mencetak tenaga pendidik yang dapat menjadi pionir-pionir teknologi imersif dalam dunia pendidikan Indonesia.

LenteraEdu menggandeng Millealab yang merupakan satu-satunya produk Virtual Reality berbasis all-in-one platform cloud karya anak bangsa.

“Kami (Millealab) sebelumnya telah melakukan ujicoba di 10 provinsi dengan bekerja sama dengan sekolah-sekolah yang direkomendasikan jaringan Ikatan Guru Indonesia. Ujicoba yang melibatkan 1800 peserta didik dari jenjang dasar dan menengah ini memberikan hasil yang sangat positif," kata Managing Director Millealab, Andes Rizky dalam keterangan resminya.

Dari data ujicoba yang dilakukan, penggunaan VR dapat meningkatkan emosi positif siswa hingga 90 persen, meningkatkan daya ingat dan pemahaman siswa pada konteks pembelajaran hingga 80 persen, dan juga mampu meningkatkan nilai rata-rata kelas hingga 53 persen.

Kombinasi antara pengalaman pendidik dan fasilitator dari LenteraEdu dengan teknologi bersahabat dari Millealab tentunya akan saling melengkapi, sebagai satu kekuatan yang dapat membuka gerbang pendidikan Indonesia ke langkah yang lebih hebat lagi.

Hal ini pun dibuktikan dengan banyak dan meriahnya antusiasme yang didapatkan dari proses pendaftaran VR Ambassador.

Baca Juga: Haru! Pria Ini Reuni dengan Istrinya yang Sudah Meninggal 4 Tahun Silam

Hingga hari terakhir, jumlah data yang masuk sebagai pendaftar adalah 3 kali lipat dari target peserta. Dari jumlah ini, LenteraEdu dan Millealab melakukan seleksi hingga mendapatkan 100 calon ambassador terbaik.

Program VR Ambassador ini akan dilaksanakan sepanjang enam bulan dengan awalnya menargetkan mencetak 100 VR ambassador, yang dapat menciptakan pembelajaran inovatif dengan menggunakan teknologi VR dan melakukan ujicoba kepada peserta didik.

Kemudian, para VR Ambassador ini wajib melakukan diseminasi kepada 50 tenaga pendidik di tempat mereka berada. Sehingga memperluas praktik baik dan dampak positif yang diberikan.

“Guru dan teknologi adalah katalisator yang dapat mempercepat upaya perubahan, disinilah peran guru sebagai penggerak transformasi untuk menciptakan inovasi pembelajaran melalui pengembangan media belajar berbasis VR," ujar Juliana selaku Head of Program Putera Sampoerna Foundation.

ilustrasi belajar online (unsplash)
ilustrasi belajar online (unsplash)

Bergabungnya guru-guru diharapkan dapat meningkatkan kualitas lulusan dibidang vokasi yang akan berdampak pada meningkatnya jumlah pelaku usaha kecil menengah yang lebih kompeten.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI