Suara.com - Pemerintah China melakukan anal swab untuk menguji virus Corona (Covid-19), pada warga Beijing.
Menurut para ahli, metode tersebut dinilai lebih akurat dan meningkatkan kemungkinan mendeteksi virus.
Untuk mengumpulkan sampel pengujian, alat swab perlu dimasukkan sekitar tiga hingga lima sentimeter ke dalam rektum dan diputar beberapa kali.
Setelah menyelesaikan gerakan dua kali, kain swab atau penyeka dilepas lalu ditempatkan di dalam wadah sampel. Keseluruhan prosedur hanya memakan waktu sekitar 10 detik.
![Ilustrasi penularan virus corona. [Shutterstock]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/07/16/76214-ilustrasi-virus-corona.jpg)
Ibukota China mulai menggunakan metode pendeteksian derriere lebih sering selama pengujian massal. Pengujian tersebut dilakukan setelah seorang bocah lelaki berusia sembilan tahun dinyatakan positif.
Sejak 17 Januari, lebih dari tiga juta penduduk di tiga distrik Beijing telah melakukan pengujian virus Covid-19 dalam upaya mencegah penularan.
Media pemerintah melaporkan lebih dari 1.000 staf dan siswa di sekolah bocah lelaki yang terinfeksi tersebut juga menjalani berbagai tes asam nukleat termasuk anal swab.
Anal swab telah digunakan di China untuk menguji Covid-19 sejak tahun lalu, tetapi metode ini hanya digunakan dalam kelompok-kelompok utama di pusat karantina karena ketidaknyaman prosedurnya.
Menurut Li Tongzeng dari Rumah Sakit You'an Beijing mengatakan, jejak virus Corona bertahan lebih lama di anus atau kotoran daripada sampel yang diambil dari tenggorokan dan hidung.
Baca Juga: Kerja Sama, Ilmuwan Turki dan China Mulai Penelitian Obat Virus Corona
"Kami menemukan bahwa beberapa pasien tanpa gejala cenderung pulih dengan cepat. Ada kemungkinan tidak akan ada jejak virus di tenggorokan mereka setelah tiga hingga lima hari," kata Li, seperti dikutip dari Dailymail, Kamis (28/1/2021).