Dinilai Lebih Akurat, China Lakukan Anal Swab untuk Uji Covid-19

Kamis, 28 Januari 2021 | 17:30 WIB
Dinilai Lebih Akurat, China Lakukan Anal Swab untuk Uji Covid-19
ilustrasi tes swab. [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah China melakukan anal swab untuk menguji virus Corona (Covid-19), pada warga Beijing.

Menurut para ahli, metode tersebut dinilai lebih akurat dan meningkatkan kemungkinan mendeteksi virus.

Untuk mengumpulkan sampel pengujian, alat swab perlu dimasukkan sekitar tiga hingga lima sentimeter ke dalam rektum dan diputar beberapa kali.

Setelah menyelesaikan gerakan dua kali, kain swab atau penyeka dilepas lalu ditempatkan di dalam wadah sampel. Keseluruhan prosedur hanya memakan waktu sekitar 10 detik.

Baca Juga: Kerja Sama, Ilmuwan Turki dan China Mulai Penelitian Obat Virus Corona

Ilustrasi penularan virus corona. [Shutterstock]
Ilustrasi penularan virus corona. [Shutterstock]

Ibukota China mulai menggunakan metode pendeteksian derriere lebih sering selama pengujian massal. Pengujian tersebut dilakukan setelah seorang bocah lelaki berusia sembilan tahun dinyatakan positif.

Sejak 17 Januari, lebih dari tiga juta penduduk di tiga distrik Beijing telah melakukan pengujian virus Covid-19 dalam upaya mencegah penularan.

Media pemerintah melaporkan lebih dari 1.000 staf dan siswa di sekolah bocah lelaki yang terinfeksi tersebut juga menjalani berbagai tes asam nukleat termasuk anal swab.

Anal swab telah digunakan di China untuk menguji Covid-19 sejak tahun lalu, tetapi metode ini hanya digunakan dalam kelompok-kelompok utama di pusat karantina karena ketidaknyaman prosedurnya.

Menurut Li Tongzeng dari Rumah Sakit You'an Beijing mengatakan, jejak virus Corona bertahan lebih lama di anus atau kotoran daripada sampel yang diambil dari tenggorokan dan hidung.

Baca Juga: DPR: Banyak Masyarakat Menganggur, Kenapa Utamakan 153 TKA China Masuk?

"Kami menemukan bahwa beberapa pasien tanpa gejala cenderung pulih dengan cepat. Ada kemungkinan tidak akan ada jejak virus di tenggorokan mereka setelah tiga hingga lima hari," kata Li, seperti dikutip dari Dailymail, Kamis (28/1/2021).

Li menambahkan, jika mereka melakukan anal swab untuk pengujian asam nukleat, itu akan meningkatkan tingkat deteksi pasien dan menurunkan kemungkinan diagnosis yang terlewat.

Meski begitu, penggunaan metode anal swab menjadi perbincangan hangat di kalangan pengguna platform media sosial Weibo yang menanggapinya dengan kengerian.

Di sisi lain, akurasi dan efisiensi anal swab masih menjadi kontroversial di antara para ahli.

Menurut Yang Zhanqiu, wakil direktur departemen biologi patogen di Universitas Wuhan, mengatakan bahwa usapan hidung dan tenggorokan tetap menjadi tes yang paling efisien karena virus terbukti tertular melalui saluran pernapasan bagian atas daripada sistem pencernaan.

Aparatur Sipil Negara (ASN) mengikuti tes usap (swab test) antigen di kantor Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Jakarta, Senin (25/1/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Ilustrasi tes usap (swab test). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

"Walau ada kasus tentang tes virus Corona positif pada kotoran pasien, tetapi tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa itu ditularkan melalui sistem pencernaan," ucap Yang.

Untuk menjaga transmisi domestik mendekati nol, pemerintah China juga telah memberlakukan persyaratan yang lebih ketat pada kedatangan internasional.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI