Perlu Diketahui, Ini Gejala Paling Umum dari Strain Covid-19 Baru

Kamis, 28 Januari 2021 | 13:30 WIB
Perlu Diketahui, Ini Gejala Paling Umum dari Strain Covid-19 Baru
Ilustrasi Virus Corona (Unsplash/CDC)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penelitian terbaru membeberkan gejala paling umum dari virus Corona baru (Covid-19) yang berpotensi mematikan, di mana gejala tersebut berbeda dari virus aslinya.

Menurut survei baru oleh Office for National Statistics, orang yang terinfeksi varian Kent yang lebih menular lebih cenderung mengembangkan gejala "klasik" seperti batuk, sakit tenggorokan, kelelahan, dan nyeri otot.

Orang-orang dengan infeksi varian Kent juga cenderung tidak melaporkan hilangnya kemampuan penciuman dan perasa.

Tetapi, tidak ada bukti perbedaan gejala gastrointestinal, sesak napas atau sakit kepala.

Baca Juga: 3 Gejala Covid-19 Yang Tidak Disadari dan 4 Berita Kesehatan Menarik Lain

Sakit kepala (Pixabay/RobbinHiggins)
Sakit kepala (Pixabay/RobbinHiggins)

Penemuan ini berbeda dari tiga gejala "utama" yang disebutkan oleh National Health Service (NHS), seperti suhu tubuh tinggi, batuk yang terus-menerus, dan hilangnya atau berubahnya indra penciuman atau perasa.

Menurut situs web NHS, sebagian besar orang yang terinfeksi virus Corona memiliki setidaknya satu dari gejala "utama" itu.

Temuan ini telah diterbitkan oleh Office for National Statistics (ONS), berdasarkan survei infeksi Covid-19 reguler pada orang-orang yang tinggal di Inggris.

Gejala yang muncul umumnya dilaporkan sendiri dan tidak didiagnosis secara profesional, mencakup periode 15 November hingga 16 Januari.

Para peserta diberi pertanyaan apakah mereka pernah mengalami berbagai kemungkinan gejala dalam tujuh hari, sebelum diuji dan secara terpisah.

Baca Juga: Gejala Covid-19 Ini Sering Tidak Disadari, Waspadai 3 Tanda Ini

Apakah mereka merasa memiliki gejala yang sesuai dengan infeksi Covid-19 dalam tujuh hari terakhir.

ONS mengatakan bahwa gejala lain lebih umum pada varian baru, dengan adanya perbedaan besar untuk batuk, sakit tenggorokan, kelelahan, nyeri otot, dan demam.

"Orang yang dites positif kompatibel dengan varian Inggris lebih mungkin untuk melaporkan gejala apapun dan gejala klasik, tetapi lebih kecil kemungkinannya untuk melaporkan hilangnya kemampuan pengecapan dan bau," tulis ONS, seperti dikutip dari Mirror, Kamis (28/1/2021).

Untuk keperluan survei, ONS menempatkan gejala ke dalam empat kategori, yaitu gejala apa pun (semua gejala yang dilaporkan), gejala klasik (batuk, demam, sesak napas, dan kehilangan kemampuan penciuman dan perasa), gejala gastrointestinal (sakit perut, mual, muntah, atau diare), dan gejala yang membuat orang hanya kehilangan kemampuan penciuman atau perasa saja.

Survei infeksi yang dilakukan ONS adalah salah satu ukuran prevalensi Covid-19 yang paling diawasi dan digunakan untuk memperkirakan infeksi virus Corona di masyarakat.

Ilustrasi demam. (Shutterstock)
Ilustrasi demam. (Shutterstock)

Varian Kent atau varian Inggris dilaporkan muncul pertama kali pada September, memicu lonjakan kasus yang menyebabkan gelombang kedua virus dan lockdown secara nasional kedua di Inggris.

Varian Kent telah menjadi jenis yang dominan di Inggris dan Perdana Menteri Boris Johnson juga mengatakan bukti awal menunjukkan strain itu mungkin lebih mematikan.

Sementara itu, para ahli mengatakan ada ketidakpastian dalam data baru dan masih terlalu dini untuk menyebut apakah strain mutan lebih mematikan.

Survei infeksi ONS juga menemukan ada bukti bahwa persentase tes positif untuk virus Corona telah menurun pada peran pekerjaan non-pasien, tetapi meningkat di antara orang-orang yang terlibat dengan pasien di Inggris.

Selain itu, persentase tes positif tertinggi ditemukan di antara orang-orang yang bekerja berdasarkan survei antara anak-anak yang bersekolah kelas 12 sampai orang berusia 24 tahun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI