Suara.com - Pembuat robot Sophia akan memproduksi ribuan mesin humanoid secara massal mulai tahun ini.
Perusahaan berbasis di Hong Kong, Hanson Robotics, akan meluncurkan empat model baru pada paruh pertama tahun 2021 setelah robot humanoid Sophia menjadi viral di tahun 2016.
Peluncuran ini dilakukan karena para peneliti memperkirakan pandemi virus Corona (Covid-19) secara global, akan membuka peluang baru bagi industri robotika.
Pendiri dan Kepala Eksekutif perusahaan, David Hanson, percaya bahwa solusi robotik tidak hanya sebagai respons terhadap pandemi, tetapi juga dapat diterapkan pada bidang perawatan kesehatan, industri ritel, dan maskapai penerbangan.
Baca Juga: Bukannya Terkesan, Robot Masak Buatan Pria Ini Malah Bikin Ngakak
"Sophia dan robot-robot buatan Hanson unik karena sangat mirip dengan manusia. Itu bisa sangat berguna selama masa-masa ketika orang kesepian dan terisolasi secara sosial," kata Hanson, seperti dikutip dari Newsweek, Kamis (28/1/2021).
Robot Sophia dikenal memiliki kecerdasan buatan yang memungkinkannya mengekspresikan 50 emosi dan memproses data percakapan serta emosional. Robot tersebut bahkan setuju dengan gagasan Hanson.
"Robot sosial seperti saya bisa merawat orang sakit atau lanjut usia. Saya dapat membantu berkomunikasi, memberikan terapi dan memberikan stimulasi sosial, bahkan dalam situasi yang sulit," ucap robot Sophia.
Hanson Robotics mencatat bahwa Sophia dirancang untuk membantu orang dan dapat diprogram dalam membantu melakukan berbagai tugas interaksi fisik.
"Robot kami akan berfungsi sebagai platform AI untuk penelitian, pendidikan, medis dan perawatan kesehatan, penjualan dan layanan, aplikasi hiburan, dan akan berkembang menjadi mesin hidup yang penuh kebajikan dan super cerdas," tulis situs web perusahaan itu.
Baca Juga: Ciptakan Robot Pembuat Chinese Food, Benda Ini Malah Bikin Publik Merinding
Hanson menambahkan ia bertujuan untuk menjual ribuan robot pada 2021, meskipun tidak memberikan detail lebih lanjut.
Menurut Profesor Johan Hoorn, ahli robotika sosial di Hong Kong Polytechnic University, mengatakan meskipun teknologinya masih dalam tahap awal, pandemi dapat mempercepat hubungan antara manusia dan robot.
"Saya dapat menyimpulkan pandemi sebenarnya akan membantu kita mendapatkan robot lebih awal di pasar karena orang-orang mulai menyadari bahwa tidak ada cara lain," ucap Hoorn.
Beberapa produk robot di pasaran bahkan sudah menemukan solusi untuk membantu memerangi pandemi.
Robot Pepper dari SoftBank Robotics dikerahkan untuk mendeteksi orang-orang yang tidak mengenakan masker.
Di sisi lain, sebuah rumah sakit lapangan yang didirikan oleh perusahaan robotika CloudMinds menggunakan robot untuk membantu selama wabah Covid-19 di Wuhan, China.
Walau begitu, penggunaan robot sendiri sebenarnya sudah meningkat sebelum pandemi terjadi.
Menurut laporan Federasi Robotika Internasional, penjualan robot layanan profesional di seluruh dunia melonjak 32 persen menjadi 11,2 miliar dolar AS antara tahun 2018 dan 2019.
Meski terjadi penurunan ekonomi, tapi penjualan robot layanan untuk penggunaan profesional dan domestik terus meningkat pesat.
Pandemi semakin mendorong penjualan robot pembersih profesional yang digunakan untuk mendisinfeksi rumah sakit, transportasi umum, dan supermarket.
Hanson Robotics optimistis produknya akan segera beredar di pasaran dan berencana meluncurkan robot bernama Grace akhir tahun ini, yang dikembangkan khusus untuk sektor kesehatan.