Suara.com - Obat antibodi Regeneron diklaim efektif mencegah penularan Covid-19 dan mampu 100 persen mengurangi gejala pada mereka yang sudah terinfeksi virus corona, demikian diwartakan Reuters, Selasa (26/1/2021).
Regeneron Pharmaceuticals Inc mengatakan dalam uji klinis tahap akhir yang sedang berlangsung, cairan antibodi bernama REGEN-COV itu mampu mencegah orang terinfeksi Covid-19 meski melakukan kontak dengan mereka yang sedang menderita penyakit baru tersebut.
Antibodi itu diklaim sekitar 50 persen efektif untuk mencegah penularan Covid-19. Adapun kesimpulan ini merupakan hasil analisis dari hanya 400 sampel dalam uji klinis tahap akhir yang sedang berlangsung. Hasil lengkap uji klinis ini diperkirakan akan diumumkan pada triwulan kedua 2021.
Selain itu, pada mereka yang sudah terjangkit Covid-19, obat antibodi Regeneron ini juga diklaim 100 persen efektif dalam mengurangi gejala.
Baca Juga: Air Kelapa, Jeruk Nipis, Garam, dan Madu Bisa Obati Covid-19? Ini Faktanya
Regeneron mencuri perhatian dunia saat ia digunakan untuk merawat mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang terinfeksi Covid-19 pada Oktober 2020 lalu.
Pada November 2020, regulator obat-obatan Amerika, FDA - kira-kira setara dengan BPOM di Indonesia - sudah memberikan izin penggunaan darurat antibodi Regeneron untuk merawat orang dewasa dan anak-anak yang terkena Covid-19 dengan gejala menengah.
Kini Regeneron mengatakan akan membawa hasil studi terbarunya ke FDA dan berharap izin pengguna darurat obat tersebut bisa diperluas.
Adapun dalam uji klinis yang sedang berlangsung, obat antibodi Regeneron - REGEN-COV - digunakan sebagai vaksin pasif.
Artinya ia dimasukkan ke dalam tubuh untuk langsung melawan virus penyebab Covid-19, berbeda dari vaksin tradisional yang berfungsi memicu sistem kekebalan tubuh memproduksi antibodi untuk melawan virus corona.
Baca Juga: Dua Obat yang Bisa Selamatkan Nyawa Pasien Covid-19 Ditemukan
Dalam uji klinis dengan sampel 400 orang itu, terdapat satu relawan yang meninggal dan satu orang dirawat karena terkena Covid-19. Dalam uji klinis, dua orang ini termasuk dalam kelompok yang menerima plasebo. Tak ada yang meninggal atau dirawat karena Covid-19 dalam kelompok yang diberi antibodi Regeneron.