Suara.com - Kucing dan anjing membutuhkan vaksin virus Corona (Covid-19) yang dirancang khusus untuk kedua hewan itu sendiri, untuk mencegah virus berkembang lebih jauh dan menularkan kembali ke manusia.
Covid-19 diketahui menginfeksi sejumlah hewan, termasuk kucing, anjing, mink, harimau, dan gorila. Namun saat ini, sebagian besar ilmuwan tidak menganggap hewan memiliki peran penting dalam menyebarkan virus ke manusia dan laporan Covid-19 pada hewan peliharaan jarang terjadi.
Meski begitu, menurut sekelompok peneliti, reservoir hewan ini dapat menimbulkan risiko bagi manusia di masa mendatang karena ada potensi virus untuk berevolusi pada spesies tersebut dan menyebar kembali ke manusia.
"Selama ada reservoir ini, risikonya adalah itu mulai berpindah dari hewan ke hewan dan kemudian mulai mengembangkan strain khusus hewan," kata Kevin Tyler, mengatakan kepada PA Media, seperti dikutip dari Live Science, Selasa (26/1/2021).
Baca Juga: Banyuwangi Dijatah 4.000 Vaksin Sinovac, Bupati Anas Siap Disuntik Pertama
Tyler menambahkan, strain khusus tersebut kemudian dapat menyebar kembali ke populasi manusia dan itu akan membuat masyarakat berakhir dengan virus baru. Pada akhirnya, itu akan menyebabkan semuanya terulang kembali.
Dalam penelitian yang diterbitkan di jurnal Virulence pada 25 Januari, para ilmuwan menyarankan untuk mencegah sebelum itu terjadi maka dibutuhkan vaksinasi beberapa spesies hewan peliharaan.
Walau begitu, para peneliti tidak menyerukan untuk memvaksinasi anjing dan kucing saat ini, melainkan mengusulkan gagasan tersebut untuk dipertimbangkan di masa depan.
"Penting untuk ditekankan bahwa kami tidak melihat penularan selanjutnya pada kucing (atau anjing) saat ini dan pemilik tidak perlu mempertimbangkan untuk memvaksinasi hewan peliharaan mereka sekarang. Tetapi kami harus bersiap untuk itu sebagai kemungkinan yang akan terjadi," tambah Tyler.
Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) sendiri saat ini, tidak memberikan persetujuan untuk lisensi vaksin Covid-19 hewan peliharaan karena data yang ada sekarang tidak menunjukkan bahwa vaksin tersebut sangat dibutuhkan.
Baca Juga: Sebanyak 27% Penduduk Indonesia Perlu Diyakinkan soal Vaksin COVID-19
"Perusahaan masih bebas untuk melakukan penelitian dan pengembangan vaksin untuk hewan, tetapi tanpa lisensi, mereka tidak dapat menjual atau mendistribusikannya," kata Joelle Hayden, juru bicara USDA.
Tampaknya, USDA memberikan kelonggaran untuk vaksin Covid-19 mink. USDA menerima aplikasi lisensi vaksin Covid-19 untuk mink dan para peneliti di Amerika Serikat serta Rusia saat ini sedang mengembangkan vaksin untuk mink.
Penelitian baru itu juga menyerukan penggunaan berkelanjutan terkait langkah-langkah kesehatan dan keselamatan yang ketat untuk mengurangi transmisi serta evolusi varian Covid-19 baru.