Tak seperti Babon Betina, Mengapa Masa Subur pada Perempuan Begitu Samar?

Liberty Jemadu Suara.Com
Selasa, 26 Januari 2021 | 07:05 WIB
Tak seperti Babon Betina, Mengapa Masa Subur pada Perempuan Begitu Samar?
Bokong babon betina akan membesar dan memerah saat ovulasi. [Pixabay/capri23auto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Banyak perempuan tak tahu kapan masa suburnya tiba. Saat ini perempuan modern bergantung pada aplikasi siklus menstruasi untuk tahu kapan ovulasinya tiba.

Ini berbeda dari saudara jauh kita, primata lain seperti babon. Saat memasuki masa subur, tubuh babon betina akan berubah drastis: bokongnya membesar dan memerah terang. Ini juga dialami simpanse betina.

Lalu mengapa kesuburan pada perempuan begitu tersembunyi?

Bukan demi lelaki

Sebuah studi terbaru dari Arizona State University, Amerika Serikat menunjukkan bahwa tubuh perempuan berevolusi untuk menyamarkan perubahan fisik saat memasuki masa subur karena sengitnya persaingan di antara perempuan sendiri.

Studi itu terbit di jurnal Nature Human Behaviour, 25 Januari 2021.

Athena Aktipis, pakar psikologi evolusi dari Arizona State University, mengatakan bahwa selama hampir 50 tahun para ilmuwan meyakini bahwa tubuh perempuan menyembunyikan ciri-ciri kasat mata saat memasuki masa subur demi memperoleh pasangan lelaki yang membantunya membesarkan keturunan.

Teori bahwa perempuan berevolusi agar tubuhnya menyamarkan ciri-ciri fisik saat memasuki masa subur, sehingga pasangan lelaki mereka mau membantu membesarkan anak, disebut sebagai male investment hypothesis.

"Studi evolusi manusia cenderung melihat segalanya dari sudut pandang lelaki. Studi ini menantang gagasan bahwa peran perempuan dalam masyarakat adalah untuk mendapatkan lelaki dan sumber daya yang dikumpulkan lelaki," tegas Aktipis.

Persaingan antarperempuan

Alih-alih studi Aktipis itu menemukan bahwa tubuh perempuan berevolusi untuk menyembunyikan ciri-ciri fisik saat sedang subur agar tidak terlihat oleh perempuan lain. Ini disebut sebagai female rivalry hypothesis.

Studi itu menemukan bahwa perempuan yang menyembunyikan tanda-tanda kesuburan dari perempuan lain akan lebih sukses di tengah masyarakat: mereka punya lebih banyak keturunan, terhindar dari konflik dengan perempuan lain, dan lebih berhasil dalam menjalin hubungan dengan lelaki.

"Studi kami ini menunjukkan pentingnya pergeseran pemikiran tentang evolusi pada perempuan. Respons perempuan terhadap tekanan evolusi dan bentuk adaptasi lainnya bukan hanya soal untuk mendapatkan lelaki," ujar Aktipis.

Kesimpulan dalam studi ini diperoleh melalui analisis komputasional bernama agent-based computational models.

Dalam model komputasional ini setiap individu diwakili oleh satu agen, yang perilakunya bisa diprogram serta dianalisis. Setiap agen memiliki seperangkat aturan dan bisa berinteraksi dengan agen lain dan dengan lingkungannya.

Dua hipotesis

Dalam model komputer untuk menguji female rivalry hypothesis, agen-agen lelaki dan perempuan berinteraksi sesuai aturan yang mengatur pergerakan, perilaku reproduksi, serta perilaku yang berkaitan dengan daya tarik.

Agen lelaki, misalnya, terbagi atas yang sering berganti pasangan dan yang setia pada satu perempuan. Yang setia akan terlibat membesarkan keturunan. Sementara agen perempuan terdiri dari yang menunjukkan ciri fisik saat ovulasi dan yang menyamarkan perubahan tubuh saat masa subur.

Agen-agen perempuan bisa saling menyerang satu sama lain dan bekerja sama. Sementara agen perempuan dan lelaki bisa berinteraksi, serta bisa berhubungan untuk menjadi pasangan.

Hasilnya menunjukkan bahwa perempuan yang tak menunjukkan perubahan fisik saat ovulasi akan lebih sukses dalam masyarakat.

Dengan model komputasional yang sama, para peneliti menguji male investment hypothesis. Dalam skenario ini, perempuan tak diperkenankan untuk saling serang.

Hasilnya menunjukkan, menyamarkan perubahan fisik saat masa subur tidak memiliki manfaat yang jelas dalam skenario kedua ini.

Hasil ini memperkuat kesimpulan bahwa tubuh perempuan menyamarkan tanda ovulasi karena persaingan antarperempuan dan bukan demi memperoleh lelaki. [Phys.org]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI