Berusia 480 Juta Tahun, Ilmuwan Temukan Fosil Nenek Moyang Bintang Laut

Senin, 25 Januari 2021 | 14:30 WIB
Berusia 480 Juta Tahun, Ilmuwan Temukan Fosil Nenek Moyang Bintang Laut
Bintang laut. [Pexels/Pixabay]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para ilmuwan menemukan fosil berbentuk aneh berusia 480 juta tahun yang diyakini sebagai nenek moyang bintang laut.

Fosil tersebut ditemukan di gurun Maroko lebih dari 17 tahun yang lalu, tetapi identitas dan sejarah evolusinya baru saat ini dideskripsikan secara resmi. Penelitian ini diterbitkan di jurnal Biology Letters pada 20 Januari.

Spesies baru yang diberi nama Cantabrigiaster fezouataensis ini berbentuk seperti bintang, tetapi tidak memiliki ciri pembeda lainnya yang terlihat pada salah satu dari dua hewan mirip bintang laut, yang hidup saat ini, yaitu bintang laut dan bintang ular.

Dikarenakan spesies baru tersebut tidak memiliki ciri-ciri lengan panjang tipis seperti milik bintang ular dan pelat baja tebal seperti bintang laut, para peneliti menyimpulkan bahwa itu adalah nenek moyang keduanya.

Baca Juga: Sst... Ada 300 Spesies Bakteri Baru Hidup pada Suhu Tak Biasa

Nenek moyang bintang laut. [The Royal Society Publishing]
Nenek moyang bintang laut. [The Royal Society Publishing]

"Kami telah menemukan dengan tepat bagaimana hewan pertama yang mirip bintang laut muncul dan kemudian bagaimana ia berevolusi menjadi dua hewan yang hidup saat ini," kata Aaron Hunter, paleontolog di departemen Ilmu Bumi Universitas Cambridge, seperti dikutip dari Live Science, Senin (25/1/2021).

Cantabrigiaster fezouataensis hidup di superkontinen kuno Gondwana, sebuah daratan besar yang berisi bagian dari benua selatan saat ini.

Spesies itu hidup selama Periode Ordovisium awal, sekitar 485,4 juta hingga 460 juta tahun lalu, di tempat yang dulunya merupakan terumbu air dingin purba, dikelilingi oleh sebagian besar spesies asing yang disebut anomalocaridids.

Untuk saat ini, para ilmuwan tidak yakin apa yang dimakan Cantabrigiaster fezouataensis. Bukti rahang menunjukkan bahwa spesies itu mungkin tidak sama seperti anomalocaridids dari periode yang sama dan beberapa bintang ular saat ini.

Para ahli membandingkan ciri-ciri spesies baru ini dengan ciri-ciri hewan hidup saat ini dan ciri-ciri yang telah diidentifikasi dalam catatan fosil.

Baca Juga: Penting! Perhatikan 15 Gejala Virus Corona, Termasuk Covid Tongue

Tim ilmuwan menggunakan biologi dan algoritma matematis untuk menempatkan nenek moyang bintang laut kuno ini di pohon keluarga.

Bintang laut dan bintang ular adalah dua dari lima kelompok hidup yang bersama-sama membentuk filum yang lebih besar, yang disebut echinodermata.

Tiga lainnya adalah kelompok bulu babi, teripang, dan Crinoidea (bunga lili laut). Cantabrigiaster fezouataensis memiliki struktur lengan yang mirip dengan lili laut zaman modern.

Dengan kata lain, bunga lili laut dapat ditelusuri garis keturunannya hingga ke spesies nenek moyang purba ini.

Ilustrasi bulu babi. (PixabayAlexSky)
Ilustrasi bulu babi. (PixabayAlexSky)

Namun, penelitian lebih lanjut tetap diperlukan, terutama pada hewan dari periode akhir Kambrium (497 juta hingga 485,4 juta tahun yang lalu), untuk mengisi celah antara echinodermata paling awal dan kelima kelompok yang dilihat saat ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI