Director of Market Insights App Annie, Amir Ghodrati mengatakan jenis peralihan dalam aplikasi perpesanan dan jejaring sosial ini bukanlah hal yang aneh.
Sebab, sifat dasar aplikasi sosial dan bagaimana fungsi utamanya melibatkan komunikasi dengan orang lain, perkembangannya sering kali dapat bergerak cukup cepat.
"Kami telah melihat permintaan yang meningkat selama beberapa tahun terakhir untuk pesan terenkripsi dan aplikasi yang berfokus pada privasi,” ungkap Ghodrati.
Ia melanjutkan, aplikasi perpesanan yang menyediakan fitur privasi mengalami pertumbuhan keterlibatan terbesar pada paruh pertama 2020. Aplikasi ini melihat rata-rata 30 persen lebih banyak pengguna aktif daripada alternatif.

"Aplikasi seperti Signal, Telegram, Wickr, dan WhatsApp menawarkan fitur privasi mulai dari transfer data terenkripsi ujung ke ujung hingga pesan yang hilang dengan setelah diatur pengguna," ujarnya.
Ironisnya, WhatsApp justru lebih fokus pada privasi daripada pesaingnya, Telegram. WhatsApp lebih dulu menerapkan enkripsi end-to-end yang mencegah penyedia layanan untuk dapat mengakses pesan pengguna.
Enkripsi ini diaktifkan secara default untuk setiap obrolan, kecuali antara pengguna biasa dan akun bisnis.
Sementara Telegram hanya mengaktifkan enkripsi end-to-end untuk fitur "obrolan rahasia". Fitur ini dimaksudkan agar pengguna memiliki lebih banyak pesan rahasia daripada chat yang biasa dipakai.
Baca Juga: Duh, Salah Satu Masalah Pemkab Jember Berawal dari WhatsApp