Ilmuwan Sebut Varian Baru Covid-19 Kalahkan Pengobatan Plasma

Dythia Novianty Suara.Com
Senin, 25 Januari 2021 | 05:45 WIB
Ilmuwan Sebut Varian Baru Covid-19 Kalahkan Pengobatan Plasma
Plasma darah hasil donor. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Varian baru Covid-19 yang diidentifikasi di Afrika Selatan, dapat menghindari antibodi yang menyerangnya dalam perawatan, menggunakan plasma darah dari pasien yang telah pulih sebelumnya.

Menurut para ilmuwan hal ini dapat mengurangi keefektifan rangkaian vaksin saat ini.

Para peneliti berlomba untuk memastikan apakah vaksin yang saat ini sedang diluncurkan di seluruh dunia, efektif melawan apa yang disebut varian 501Y.V2, yang diidentifikasi oleh ahli genomik Afrika Selatan akhir tahun lalu di Nelson Mandela Bay.

"Garis keturunan ini menunjukkan pelarian total dari tiga kelas antibodi monoklonal yang relevan secara terapi," terang tim ilmuwan dari tiga universitas Afrika Selatan yang bekerja dengan Institut Nasional untuk Penyakit Menular (NICD) menulis dalam sebuah makalah yang diterbitkan di jurnal bioRxiv.

Baca Juga: Sembuh dari Covid-19, Dewi Perssik Siap Donor Plasma Darah

Ilustrasi Virus Corona (Unsplash/CDC)
Ilustrasi Virus Corona (Unsplash/CDC)

"Lebih lanjut, 501Y.V2 menunjukkan pelarian yang substansial atau lengkap dari antibodi penawar dalam plasma pemulihan COVID-19," tulis mereka dilansir laman Channel News Asia, Senin (25/1/2021).

Kesimpulan mereka adalah menyoroti prospek infeksi ulang dan mungkin menandakan berkurangnya kemanjuran vaksin berbasis lonjakan saat ini.

Varian 501Y.V2 adalah 50 persen lebih menular daripada yang sebelumnya, kata peneliti Afrika Selatan minggu ini. Ini telah menyebar ke setidaknya 20 negara sejak dilaporkan ke Organisasi Kesehatan Dunia pada akhir Desember.

Ini adalah salah satu dari beberapa varian baru yang ditemukan dalam beberapa bulan terakhir, termasuk yang pertama kali ditemukan di Inggris dan Brasil.

Varian tersebut adalah pendorong utama gelombang kedua infeksi Covid-19 Afrika Selatan, yang mencapai puncak harian baru di atas 21.000 kasus awal bulan ini, jauh di atas gelombang pertama, sebelum turun menjadi sekitar 12.000 sehari.

Baca Juga: Bisa Kendalikan Covid-19, di Kota Ini Tak Wajib Pakai Masker di Ruangan

Plasma darah yang sembuh dari pasien sebelumnya, belum terbukti efektif bila diberikan kepada pasien yang sakit parah yang memerlukan perawatan intensif untuk Covid-19, tetapi disetujui di beberapa negara sebagai tindakan darurat.

Ilmuwan dan politisi Inggris telah menyatakan keprihatinan bahwa vaksin yang saat ini sedang digunakan atau dalam pengembangan bisa jadi kurang efektif melawan varian tersebut.

Makalah itu mengatakan, masih harus dilihat seberapa efektif vaksin saat ini melawan 501Y.V2, yang hanya akan ditentukan oleh uji klinis skala besar.

"Hasil menunjukkan perlunya vaksin baru dirancang untuk mengatasi ancaman yang berkembang," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI