Suara.com - Varian baru virus corona yang pertama kali teridentifikasi di Inggris, mungkin lebih mematikan daripada varian lama virus corona.
"Ada beberapa bukti bahwa varian baru mungkin terkait dengan tingkat kematian yang lebih tinggi," kata Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson dilansir laman Xinhua, Minggu (24/1/2021).
Varian baru virus corona, yang pertama kali teridentifikasi di Kent di Inggris, diperkirakan 70 persen lebih mudah menular.
Menurut Kepala Penasihat Ilmiah pemerintah Inggris Patrick Vallance, bukti awal menunjukkan perbedaan antara 10 kematian dari 1.000 orang yang terjangkit varian lama berbanding 13 atau 14 dari 1.000 orang yang tertular varian baru.
Baca Juga: Waspada Varian Baru Virus Corona, Beijing Lakukan Tes Covid-19 Massal
Namun, Johnson mengatakan vaksin yang ada saat ini masih efektif melawan varian baru.
"Semua bukti saat ini terus menunjukkan bahwa vaksin yang ada sekarang masih efektif melawan varian lama virus corona dan yang baru," katanya.
Johnson mengatakan, Layanan Kesehatan Nasional (NHS) sedang dalam tekanan yang signifikan, seraya mengimbau masyarakat untuk terus mengikuti aturan pembatasan.
Sang perdana menteri menyatakan bahwa ada lebih dari 38.000 orang di rumah sakit, 78 persen lebih tinggi daripada puncak gelombang pertama, dan ada tambahan lebih dari 4.600 orang dirawat di rumah sakit dalam 24 jam terakhir.
Turut hadir bersama Johnson dalam konferensi pers itu, Chris Whitty, Kepala Tenaga Kesehatan Inggris, mengatakan data terbaru menunjukkan adanya "penurunan" dalam tingkat kepositifan di tengah pemberlakuan karantina wilayah (lockdown).
Baca Juga: Gawat! Tiga Dampak Serius Varian Baru Virus Corona di Eropa
Namun, dirinya mengatakan, jumlah kematian terus meningkat, yang mungkin berlangsung dalam beberapa hari mendatang karena adanya penundaan rawat inap.