Suara.com - Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, mengatakan varian baru virus corona penyebab wabah Covid-19 dari negaranya bisa lebih mematikan ketimbang yang dikira sebelumnya.
B.1.17, nama varian baru virus corona yang berasal dari tenggara Inggris dan terdeteksi akhir 2020 kemarin, tidak saja lebih gampang menular tetapi juga berpeluang besar membunuh pasien yang terjangkit.
"Selain lebih cepat menyebar, varian ini juga - berdasarkan beberapa bukti - tampaknya berkaitan dengan tingginya tingkat kematian," jelas Johnson pada Jumat (22/1/2021).
Kepala penasehat bidang sains Inggris, Sir Patrick Wallace menambahkan bahwa varian virus corona asal Inggris itu 30 sampai 70 persen lebih cepat menular. Meski demikian ia mengatakan belum ada cukup data untuk memastikan bahwa varian itu lebih mematikan.
Baca Juga: Waspada Varian Baru Virus Corona, Beijing Lakukan Tes Covid-19 Massal
Wallace menjelaskan bahwa keterangan dari Johnson soal varian yang lebih mematikan itu berbasis pada data secara keseluruhan yang dibandingkan dengan pasien yang dirawat. Jumlah pasien yang meninggal dunia akibat varian baru virus corona tidak sedang meningkat jika dibandingkan dengan yang terinfeksi varian lama.
Tetapi ketika melihat pada data kasus positif Covid-19, imbuh Wallace, kesimpulannya bisa brbeda.
"Ada bukti bahwa terjadi peningkatan risiko kematian untuk mereka yang terinfeksi varian baru virus corona jika dibandingkan dengan mereka yang terkena varian lama. Saat ini buktinya belum cukup kuat. Data-data itu, saat ini, belum cukup jelas dan kami belum memiliki perkiraan yang cukup tepat," beber dia.
Kabar ini memicu kekhawatiran baru soal Covid-19 di dunia. Apa lagi varian virus corona dari Inggris ini sudah ditemukan di hampir seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat, Australia, Asia, dan Asia Tenggara.
Baca Juga: Anthony Fauci Sebut Varian Baru Virus Corona Mengurangi Efektivitas Vaksin