Perusakan Proyek Palapa Ring Timur Sebabkan Kerugian Ratusan Miliar

Liberty Jemadu Suara.Com
Rabu, 20 Januari 2021 | 21:03 WIB
Perusakan Proyek Palapa Ring Timur Sebabkan Kerugian Ratusan Miliar
Sebuah BTS Palapa Ring Timur yang dibakar di Kabupaten Puncak, Papua. [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejak pertama kali beroperasi pada Desember 2019, ada 174 kasus perusakan atau vandalisme yang terjadi di proyek Palapa Ring Timur. Kerusakan itu mengakibatkan kerugian ratusan miliar rupiah.

Palapa Timur Telematika selaku pelaksana proyek nasional pemerataan jaringan yang mencakup 35 kabupaten dan 3,1 juta populasi tersebut mengaku, kerusakan proyek Palapa Ring Timur telah memakan kerugian hingga ratusan miliar.

"Kerugian ini bisa bersumber dari nilai aset yang rusak, bertambahnya beban untuk modal dalam membangun kembali, dan hingga hilangnya pendapatan dari proyek tersebut," ungkap Direktur Operasional PT Palapa Timur Telematika, Eddy Siahaan dalam diskusi virtual, Rabu (20/1/2021).

Herald Napitupulu selaku Project Manager PT Palapa Timur Telematika menjelaskan, setidaknya ada tiga kategori kerusakan yang terjadi di proyek Palapa Ring Timur.

Untuk kategori pertama dan sedang, pihaknya menyebut bahwa kerusakan bisa segera diatasi karena terjadi pada kabel optik yang dirusak, dipotong, atau dicuri.

Sementara kategori berat merupakan kerusakan yang harus segera dibangun ulang, seperti kebakaran atau robohnya tower. Kerusakan ini menimbulkan pengaruh besar, seperti terputusnya jaringan internet di wilayah yang terdampak.

Widodo Yuli Prasetyo selaku GM Operation PT Palapa Timur Telematika mengatakan, sebagian besar kerusakan terjadi di Provinsi Papua dan Papua Barat. Sementara untuk Provinsi Nusa Tenggara ataupun Maluku lebih sedikit.

Diperparah Lokasi Geografis

Menurut Herald, kerusakan yang terjadi selama di wilayah Papua ini juga menjadi hal tersulit bagi perusahaan. Menurutnya, kerusakan yang terjadi di sana biasanya ada di wilayah pegunungan.

Baca Juga: Ada 174 Kasus Perusakan Palapa Ring Timur selama 2020

Kondisi geografis yang masih sulit diakses karena terbatasnya infrastruktur jalan menyebabkan akses ke lokasi hanya bisa dilakukan melalui helikopter.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI