Pertama Kali, Ilmuwan Temukan Tanaman Selain Tembakau dari Peradaban Maya

Rabu, 20 Januari 2021 | 14:18 WIB
Pertama Kali, Ilmuwan Temukan Tanaman Selain Tembakau dari Peradaban Maya
Penemuan tanaman kuno dari Suku Maya. [Washington State University (WSU)]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para ilmuwan berhasil mengidentifikasi keberadaan tanaman non-tembakau di wadah obat dari peradaban Maya kuno untuk pertama kalinya.

Ilmuwan dari Washington State University (WSU), menemukan marigold Meksiko (Tagetes lucida) dalam residu yang diambil dari 14 miniatur kapal keramik Maya.

Terkubur lebih dari 1.000 tahun yang lalu di semenanjung Yucatan, Meksiko dan mengandung jejak kimiawi yang terdapat dalam dua jenis tembakau kering dan diawetkan, yaitu Nicotiana tabacum dan N. rustica.

Tim ahli yang dipimpin oleh antropologi postdoc Mario Zimmermann berpendapat marigold Meksiko dicampur dengan tembakau untuk membuat rokok lebih nikmat.

Baca Juga: Tips Merawat Aglaonema Agar Subur dengan Daun Mengkilap

Penemuan tanaman kuno dari Suku Maya. [Washington State University (WSU)]
Penemuan tanaman kuno dari Suku Maya. [Washington State University (WSU)]

Temuan ini memberikan gambaran lebih jelas tentang praktik penggunaan obat Maya kuno.

Penelitian yang diterbitkan di Scientific Reports pada 15 Januari itu, juga membuka jalan bagi studi di masa depan yang menyelidiki jenis tanaman psikoaktif dan non-psikoaktif lainnya yang dihisap, dikunyah, dan dihirup di antara masyarakat Maya dan pra-Kolombia.

"Meskipun tembakau biasa digunakan di seluruh Amerika sebelum dan sesudah kontak, bukti tanaman lain yang digunakan untuk tujuan pengobatan atau keagamaan sebagian besar masih belum dieksplorasi," kata Zimmermann, seperti dikutip dari Scitechdaily, Rabu (20/1/2021).

Penelitian Zimmermann dan timnya menggunakan metode analisis berbasis metabolomik baru, yang dapat mendeteksi ribuan senyawa tanaman atau metabolit dalam residu yang dikumpulkan dari wadah, pipa, mangkuk, dan artefak arkeologi lainnya.

Senyawa tersebut kemudian dapat digunakan untuk mengidentifikasi tanaman mana yang dikonsumsi.

Baca Juga: Gemas, Lego Luncurkan Koleksi Berbentuk Tanaman Hias Bonsai

Sebelumnya, identifikasi residu tumbuhan purba bergantung pada deteksi sejumlah biomarker, seperti nikotin, anabasin, kotinin, dan kafein.

David Gang, profesor di Institut Kimia Biologi WSU dan salah satu penulis penelitian mengatakan bahwa meskipun kehadiran biomarker seperti nikotin menunjukkan tembakau dihisap, itu tidak memberi tahu apa lagi yang dikonsumsi atau disimpan dalam artefak.

Namun, pendekatan yang dilakukan tim peneliti ini juga dapat memberi tahu apa lagi yang sedang dikonsumsi oleh orang-orang purba tersebut.

Zimmermann mengatakan, tim peneliti WSU saat ini sedang bernegosiasi dengan beberapa institusi di Meksiko, untuk mendapatkan akses ke wadah yang lebih kuno di wilayah tempat ditemukannya artefak tersebut sehingga para ahli bisa menganalisis sisa tanaman.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI