Suara.com - NASA dan pemerintah Jepang menyelesaikan kesepakatan untuk Lunar Gateway, wahana antariksa yang akan mengorbit di sekitar Bulan sebagai bagian dalam program Artemis.
Perjanjian ini memperkuat upaya luas Amerika Serikat, melibatkan mitra internasional dalam eksplorasi Bulan berkelanjutan dan untuk mendemonstrasikan teknologi untuk misi manusia ke Mars.
Berdasarkan perjanjian ini, Jepang akan menyediakan beberapa teknologi untuk modul International Habitation Gateway (I-Hab), yang akan memberikan inti pendukung kehidupan Gateway dan ruang tambahan tempat kru akan tinggal, bekerja, dan melakukan penelitian selama misi Artemis.
Kontribusi yang direncanakan oleh Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang (JAXA), meliputi kontrol lingkungan dan sistem pendukung kehidupan I-Hab, baterai, kontrol termal, dan komponen citra, yang akan diintegrasikan ke dalam modul oleh Badan Antariksa Eropa (ESA) sebelum peluncuran.
Baca Juga: Peringati 3.000 Hari di Mars, Penjelajah Curiosity Kirim Foto Ekstrem
Kemampuan tersebut sangat penting untuk operasi Gateway yang berkelanjutan selama periode waktu awak dan tanpa awak.
Di bawah pengaturan dengan Northrop Grumman, Jepang juga akan menyediakan baterai untuk Habitation and Logistics Outpost (HALO) Gateway, sebuah kabin awak pertama untuk astronot yang mengunjungi Gateway.
Selain itu, Jepang juga sedang menyelidiki peningkatan pada pesawat luar angkasa yang memasok kargo HTV-X, yang dapat digunakan untuk pasokan logistik Gateway.
"Memanfaatkan kemampuan yang disumbangkan mitra internasional ke Gateway akan menjadi kunci untuk memungkinkan akses ke permukaan Bulan," kata Kathy Lueders, administrator asosiasi untuk Human Exploration and Operations Mission Directorate di NASA Headquarters, seperti dikutip dari Scitechdaily, Rabu (20/1/2021).
Perjanjian tersebut juga menandai niat NASA untuk memberikan kesempatan bagi awak astronot Jepang ke Gateway, yang akan ditentukan setelah diskusi tambahan.
Baca Juga: NASA Ukur Seberapa Gelap Luar Angkasa dan Total Jumlah Galaksi
Jepang bergabung dengan dua mitra internasional lainnya untuk berkontribusi dalam misi Gateway. Pada Oktober 2020, NASA dan ESA menandatangani perjanjian serupa. Kemudian disusul oleh Kanada pada November 2020.
Gateway akan memiliki ukuran sekitar seperenam dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) dan berfungsi sebagai titik pertemuan bagi astronot yang melakukan perjalanan ke orbit Bulan, dengan pesawat luar angkasa Orion dan roket Space Launch System milik NASA, sebelum transit ke orbit rendah Bulan dan menginjak permukaan Bulan.
Selain mendukung penelitian ilmiah yang dilakukan oleh robot dan misi pengiriman manusia ke Bulan, Gateway juga akan mendukung aktivitas untuk menguji teknologi yang diperlukan untuk misi manusia ke Mars.