Suara.com - Vaksin Sinovac untuk mencegah penyakit Covid-19 diklaim lebih ampuh jika jeda antara suntikan pertama dan kedua lebih lama, demikian dikatakan perusahaan yang mengembangkan vaksin tersebut.
Sinovac, seperti dilansir Reuters, Senin (18/1/2021), mengatakan bahwa dalam uji klinis di Brasil vaksin buatannya terbukti 20 persen lebih efektif jika suntikan pertama dan kedua berjarak tiga pekan.
Seperti diwartakan sebelumnya efikasi vaksin Sinovac dalam studi di Brasil disebut sebesar 50,4 persen. Sinovac mengklaim efikasi vaksinnya bisa meningkat sampai 70 persen jika ada jeda tiga minggu antara suntikan pertama dan kedua.
Klaim efikasi 70 persen itu berdasar pada pengujian terhadap 1.394 orang di Brasil. Adapun nilai efikasi 50,4 persen berbasis pada uji klinis yang melibatkan sekitar 9000 relawan di negara yang sama, yang jeda antara suntikan pertama dan kedua cuma dua pekan.
Baca Juga: Heboh Vaksin Jokowi Gagal Harus Diulang, Begini Penjelasan Satgas PB IDI
Sinovac bukan satu-satunya produsen vaksin Covid-19 yang mengklaim bahwa nilai efikasi vaksin meningkat jika jeda antara suntikan diperpanjang. Vaksin Astrazeneca dari Inggris juga disebut lebih efektif jika jeda antara suntikan pertama dan kedua diperpanjang dari sebelumnya 14 hari.
Pemerintah Inggris baru-baru ini juga memutuskan untuk memperpanjang jeda suntikan vaksin Pfizer, untuk memperoleh nilai efikasi yang lebih tinggi.
Hasil uji klinis fase III vaksin Sinovac sendiri belum dirilis. Saat ini yang tersedia hanya hasil uji klinis di Brasil, Turki, dan Indonesia. Meski demikian vaksin bernama CoronaVac itu sudah digunakan di Brasil, Indonesia, serta Turki.