Gunakan Perbesaran Mikroskop, Terungkap Rahasia Tersembunyi Artefak Kuno

Selasa, 19 Januari 2021 | 15:30 WIB
Gunakan Perbesaran Mikroskop, Terungkap Rahasia Tersembunyi Artefak Kuno
Artefak kuno, tekstil Persia dari abad ke-17. [Penn Museum]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para ilmuwan menggunakan perbesaran mikroskop untuk mengungkap rahasia tersembunyi artefak kuno dan petunjuk menarik, tentang bagaimana artefak itu dibuat serta digunakan.

Salah satunya seperti tekstil Persia abad ke-17, mengandung serat benang sutra yang dibungkus secara individual, dengan potongan logam tipis dan mikrostruktur jarum dari Siprus mempertahankan sentuhan pembuatnya.

Tekstil tersebut dan gambar arkeologi yang diperbesar lainnya dipamerkan dalam pameran baru, disebut "Invisible Beauty: The Art of Archaeological Science" yang dibuka di Penn Museum, Philadelphia, mulai 16 Januari.

Dalam gambar mencolok lainnya, para arkeolog menemukan sedikit kilau basal di genteng keramik dari Gordion, sebuah situs di Turki yang dihuni setidaknya sejak 2300 SM, selama awal Zaman Perunggu.

Baca Juga: Jadi Kontroversial, 3 Artefak Kuno Ini Belum Dikembalikan ke Negara Asal

Artefak kuno, tekstil Persia dari abad ke-17. [Penn Museum]
Artefak kuno, tekstil Persia dari abad ke-17. [Penn Museum]

Basal, sebuah batuan vulkanik, akan terlihat kusam dan hitam jika dipandang dalam mata telanjang. Namun jika dilihat dalam cahaya terpolarisasi di bawah mikroskop, itu berkilau dengan warna-warna cerah.

Inklusi seperti basal di genteng dapat memberi tahu para arkeolog jika ubin itu dibuat secara lokal atau diimpor dan informasi ini dapat membantu mengumpulkan rute perdagangan bersejarah serta jaringan pertukaran.

"Kami juga mencoba mencari tahu teknologi dari mereka yang membuat ubin itu, seperti bagaimana mereka mencampur tanah liat dan bagaimana mereka menambahkan semua jenis inklusi, termasuk potongan basal tersebut," kata Marie-Claude Boileau, salah satu kurator pameran dan direktur Center for the Analysis of Archaeological Materials (CAMM) Penn Museum, seperti dikutip dari Live Science, Selasa (19/1/2021).

Sejak penemuan mikroskop pada abad ke-16, para ilmuwan telah menggunakan pembesaran dan cahaya untuk mengamati organisme serta struktur yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang.

Teknologi pencitraan ini memungkinkan para ilmuwan melakukan penyelidikan non-invasif yang tidak merusak bahan-bahan halus.

Baca Juga: Koin Emas Zaman Raja Henry VIII Ditemukan Terkubur di Halaman Keluarga Ini

Dibantu dengan mikroskop, sinar-X, radiometri magnetik, serta sinar inframerah dan ultraviolet, para ilmuwan dapat mengakses bukti tersembunyi tentang masyarakat kuno.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI