Gunakan AI, Astronom Temukan 1.200 Lensa Gravitasi Baru

Senin, 18 Januari 2021 | 13:30 WIB
Gunakan AI, Astronom Temukan 1.200 Lensa Gravitasi Baru
Ilustrasi astronom. [Martin Sattler/Unsplash]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para astronom menemukan lebih dari 1.200 lensa gravitasi baru menggunakan algoritme pembelajaran mesin (AI) yang dirancang khusus.

Lensa gravitasi terbentuk ketika cahaya dari sumber yang sangat jauh dan terang "dibelokkan" di sekitar objek yang sangat besar antara sumber cahaya dan pengamat.

Algoritme tersebut menelusuri peta yang dihasilkan oleh DESI (Dark Energy Spectroscopic Instrument) Legacy Imaging Surveys.

Survei ini mampu menemukan 1.210 lensa baru, hampir menggandakan jumlah lensa gravitasi yang diketahui manusia. 

Baca Juga: Benarkah Astrologi Bisa Dibuktikan secara Ilmiah? Simak Penjelasan Berikut

Penemuan ini telah dipublikasikan di The Astrophysical Journal.

Lensa gravitasi baru. [Noirlab]
Lensa gravitasi baru. [Noirlab]

"Sebuah galaksi masif melengkungkan ruangwaktu di sekitarnya, tetapi biasanya kita tidak memperhatikan efek ini," kata Xiaosheng Huang, penulis utama dari Universitas San Francisco, seperti dikutip dari IFL Science, Senin (18/1/2021).

Dia menambahkan, hanya ketika sebuah galaksi tersembunyi tepat di belakang galaksi raksasa barulah lensa dapat dilihat.

Huang mengatakan, saat tim astronom memulai proyek ini pada tahun 2018, saat itu hanya ada sekitar 300 lensa yang dikonfirmasi.

Setiap galaksi masif memiliki syarat untuk menjadi lensa gravitasi kuat, tetapi hanya 1 dari 10.000 memiliki galaksi latar belakang sejajar dengan garis pandang pengamat untuk benar-benar melihat peristiwa pelensaan seperti itu.

Baca Juga: Gandeng Observatorium, Google Akan Simpan Data Astronomi di Cloud

Objek-objek aneh ini memberikan wawasan tentang beberapa misteri terbesar alam semesta, seperti materi gelap dan energi gelap.

Lensa gravitasi baru. [Noirlab]
Lensa gravitasi baru. [Noirlab]

"Sebagai salah satu pemimpin dalam DESI Legacy Surveys, saya menyadari ini akan menjadi kumpulan data yang sempurna untuk mencari lensa gravitasi," ucap David Schlegel, penulis pendamping penelitian dari Lawrence Berkeley National Laboratory (LBNL).

DESI Legacy Surveys berasal dari observasi gabungan oleh tiga observatorium berbasis darat selama 1.405 malam, bersama dengan data bertahun-tahun dari Kitt Peak National Observatory, Cerro Tololo Inter-American Observatory, dan Wide-field Infrared Survey Explorer (WISE) NASA.

Data terakhir yang dirilisnya dibuat oleh 200 ilmuwan dan saat ini telah tersedia untuk digunakan oleh para ilmuwan di seluruh dunia.

Penelitian lensa gravitasi ini adalah salah satu yang pertama diterbitkan menggunakan kumpulan data tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI