Suara.com - Para astronom menemukan lebih dari 1.200 lensa gravitasi baru menggunakan algoritme pembelajaran mesin (AI) yang dirancang khusus.
Lensa gravitasi terbentuk ketika cahaya dari sumber yang sangat jauh dan terang "dibelokkan" di sekitar objek yang sangat besar antara sumber cahaya dan pengamat.
Algoritme tersebut menelusuri peta yang dihasilkan oleh DESI (Dark Energy Spectroscopic Instrument) Legacy Imaging Surveys.
Survei ini mampu menemukan 1.210 lensa baru, hampir menggandakan jumlah lensa gravitasi yang diketahui manusia.
Penemuan ini telah dipublikasikan di The Astrophysical Journal.
![Lensa gravitasi baru. [Noirlab]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/01/18/16493-lensa-gravitasi-baru.jpg)
"Sebuah galaksi masif melengkungkan ruangwaktu di sekitarnya, tetapi biasanya kita tidak memperhatikan efek ini," kata Xiaosheng Huang, penulis utama dari Universitas San Francisco, seperti dikutip dari IFL Science, Senin (18/1/2021).
Dia menambahkan, hanya ketika sebuah galaksi tersembunyi tepat di belakang galaksi raksasa barulah lensa dapat dilihat.
Huang mengatakan, saat tim astronom memulai proyek ini pada tahun 2018, saat itu hanya ada sekitar 300 lensa yang dikonfirmasi.
Setiap galaksi masif memiliki syarat untuk menjadi lensa gravitasi kuat, tetapi hanya 1 dari 10.000 memiliki galaksi latar belakang sejajar dengan garis pandang pengamat untuk benar-benar melihat peristiwa pelensaan seperti itu.
Baca Juga: Benarkah Astrologi Bisa Dibuktikan secara Ilmiah? Simak Penjelasan Berikut
Objek-objek aneh ini memberikan wawasan tentang beberapa misteri terbesar alam semesta, seperti materi gelap dan energi gelap.