Suara.com - Para ilmuwan menemukan kumbang purba bernama Stegastochlidus saraemcheana, genus yang baru ditemukan dan spesies kumbang kulit kayu silinder, dengan tampilan aneh karena tampak seperti sikat.
Makhluk tersebut ditemukan terjebak di amber berusia 100 juta tahun yang dikumpulkan di Lembah Hukawng, Myanmar utara.
Kumbang tersebut diperkirakan berasal dari Periode Cretaceous, antara 145,5 juta dan 65,5 juta tahun yang lalu.
"Kumbang itu pasti menghabiskan hidupnya di antara lumut dan jamur, baik yang menempel di batang pohon atau di lantai hutan," kata George Poinar Jr., ahli paleobiologi dan entomologi di Oregon State University, seperti dikutip dari Live Science, Senin (18/1/2021).
Baca Juga: Bagaimana Sejarah Kata Lonte yang Sedang Trending? Ini Penjelasannya
Bentuk tubuhnya yang unik, kumbang tersebut dapat berkamuflase dan menungkinkannya menyamar atau berbaur dengan latar belakang berlumut.
Kemampuan kamuflase tersebut membuat kumbang ini mendapatkan nama genusnya yang berasal dari kata Yunani "stegastos", yang berarti tertutup dan "chlidos" berarti ornamen.
Ornamen bergeri pada tubuhnya membuat kumbang tidak terlihat seperti serangga, namun tampak seperti sikat.
Dalam penelitian yang diterbitkan pada 15 Desember di jurnal Biosis: Biological Systems, para ahli menunjukkan bahwa bagian kepala menonjol dari tubuh tubular sebagai struktur bundar seperti jumbai yang ditutupi paku.
Bagian antena dua segmen memanjang dari kepala dan berakhir dalam bentuk seperti tongkat. Sementara dari tampilan samping, kepala berada di salah satu ujung kumbang, dengan kaki depan dan tengah tepat di belakangnya.
Baca Juga: Diserang Macan Milik Tetangga, Kulit dan Kuping Pria Ini Hampir Copot
Kaki belakang hewan itu terletak agak lebih jauh ke belakang tubuh, di depan perut silinder kumbang.
Secara keseluruhan, kumbang purba ini memiliki ukuran hanya 4,2 milimeter tetapi tampak seperti memiliki 100 struktur paku di bagian punggung dan kepalanya.
Selain membuatnya tampak seperti sikat, struktur paku ini kemungkinan membantu kumbang berbaur dengan lumut dan jamur.
“Hubungan erat dengan jamur ditunjukkan dengan untaian spora jamur, yang dikenal sebagai konidia, yang menempel pada kutikula kumbang atau penutup luar,” tambah Poinar dalam pernyataannya.
Sepasang tungau parasit juga ditemukan menempel pada kumbang melalui mulutnya, tampaknya ikut terperangkap di dalam amber sekitar 100 juta tahun lalu.
Mulut kumbang yang runcing mengisyaratkan hewan itu adalah karnivora, jadi kumbang itu kemungkinan memangsa invertebrata lain.
Tubuhnya yang kecil, kumbang dapat dengan mudah menyelinap ke dalam struktur vertikal kayu dan berpotensi melahap pupa serta larva yang bertempat di sana.