Suara.com - Para arkeolog menemukan makam misterius berukuran besar, dipercaya sebagai makam Kaisar Liu Zhi atau juga dikenal sebagai Kaisar Huan dari pemerintahan 146-168 Masehi.
Tim di balik penggalian makam tersebut telah bertahun-tahun berspekulasi bahwa makam tersebut milik Liu Zhi, tetapi segel yang ditemukan selama penggalian baru-baru ini akhirnya dapat membuktikan spekulasi tersebut.
Segel itu berisi nama Kaisar Liu Hong, penerus Liu Zhi. Catatan sejarah yang dianalisis oleh para peneliti mengatakan, Liu Hong membangun sebuah makam besar untuk Liu Zhi setelah kematiannya dan kehadiran segel tersebut di makam ini menunjukkan bahwa itu adalah milik Liu Zhi.
"Bersama dengan dokumen sebelumnya tentang lokasi makam kaisar, penemuan tersebut membuat kami hampir yakin bahwa itu adalah makam Kaisar Liu Zhi," kata Wang Xianqiu, peneliti asosiasi di Luoyang City Cultural Relics and Archaeology Research Institute yang memimpin penggalian, seperti dikutip dari Live Science, Senin (18/1/2021).
Baca Juga: Makam Berusia 3.500 Tahun Ini, Jadi Bukti Aktivitas Pemujaan Matahari
Selama pemerintahan Kaisar Liu Zhi, China sering mengalami kelaparan, pemberontakan, dan pembunuhan pejabat istana.
Catatan yang diterbitkan oleh sejarawan Cina Sima Guang pada abad ke-11 dan diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Rafe de Crespigny, dalam sebuah buku yang diterbitkan pada 1989 berjudul "Emperor Huan and Emperor Ling".
Buku itu menceritakan tentang kelaparan dan pemberontakan yang memporak-porandakan China selama pemerintahan Liu Zhi.
Kaisar Liu Zhi menanggapi masalah tersebut dengan membunuh pejabat istana secara berkala. Pada 159 Masehi, dia mengeksekusi Liang Ji, seorang pejabat senior yang membantu Liu Zhi mendapatkan kedudukannya sebagai kaisar.
Sebagian besar keluarga Liang Ji juga dibunuh dan pejabat lainnya di tahun-tahun berikutnya.
Baca Juga: Misteri Penemuan Makam Kuno Enam Kepala Ini Membingungkan Arkeolog
Namun, pertumpahan darah itu tidak menguntungkan negara. Menjelang akhir hidup Liu Zhi, banyak masyarakat China yang semakin menunjukkan kekurangan Liu Zhi selama memerintah, meskipun ada risiko dieksekusi.
Pada 166 Masehi, siswa yang belajar untuk ujian pegawai negeri melakukan protes tetapi pasukan menghentikan protes tersebut dan menangkap para siswa.
Catatan sejarah juga menceritakan kampanye militer berdarah akibat berbagai pemberontakan.
Selain kecenderungannya melakukan kekerasan, Liu Zhi juga memiliki hasrat yang besar terhadap perempuan.
Catatan sejarah menyebut, ia memiliki lebih dari 5.000 selir yang konon menambah tekanan pada keuangan kekaisaran.
Kemudian pada 167 Masehi, seorang lelaki bernama Xu Shuang yang melamar pekerjaan di istana mengutarakan komplainnya kepada Liu Zhi.
"Saya mendengar ada lima atau enam ribu selir terpilih di kekaisaran dengan sejumlah pelayan dan pengawal di sampingnya," tulis catatan sejarah.
Menurutnya, warga tak bersalah sedang kelelahan bekerja membayar pajak yang digunakan untuk mendukung para perempuan yang tidak berguna ini.
"Orang-orang biasa di seluruh kekaisaran berada dalam kemiskinan yang parah," tulis catatan tersebut.
Alih-alih mengeksekusi Suang, Liu Zhi memutuskan untuk mempekerjakannya.
Liu Zhi meninggal pada Januari 168 Masehi di usia 36 tahun. Tidak jelas penyebab kematiannya, tetapi catatan sejarah tidak menyebutkan bahwa ia dibunuh.
Makam tempat Liu Zhi dimakamkan disebut "gundukan pemahaman". Makam yang kompleks tersebut terbuat dari batu dan berisi sejumlah koridor, pekarangan, dan sistem pengaliran.
Saat ini, penggalian di situs tersebut masih terus berlangsung.