Suara.com - Embrio dari badak putih utara (Northern white rhinoceros) yang tersisa di dunia, akan segera diimplantasi lewat fertilisasi in vitro sebagai upaya para ilmuwan untuk mencegah kepunahan.
Sejak Maret 2018, badak putih utara jantan terakhir yang diberi nama Sudan mati dan meninggalkan seekor induk betina serta anaknya bernama Najin dan Fatu, sebagai satu-satunya anggota spesies badak putih utara yang tersisa di dunia.
Untuk menyelamatkan spesies tersebut, para ahli membuat rencana dengan memanen telur dari dua betina dan membuahinya secara artifisial, menggunakan sperma beku dari jantan yang sudah mati untuk menghasilkan embrio badak putih utara.
Rencana tersebut berhasil dilakukan pada Agustus 2019 dengan dua embrio badak putih utara, diikuti embrio ketiga pada Desember 2019.
Baca Juga: Terancam Punah, Ilmuwan Panen 10 Telur Badak Putih Utara Terakhir
Sekarang, tim internasional dari Leibniz Institute for Zoo and Wildlife Research (Leibniz-IZW), Taman Safari Dvur Kralove, Kenya Wildlife Service, dan Ol Pejeta Conservancy mengumumkan telah berhasil menciptakan dua embrio lagi, menjadikan total jumlah embrio badak putih utara ras murni sebanyak lima.
Dengan kata lain, langkah selanjutnya adalah menemukan pengganti badak putih selatan yang cocok untuk mencoba melakukan implantasi.
Badak putih utara adalah subspesies dari badak putih yang ditemukan di beberapa negara Afrika Timur dan Tengah.
Bertahun-tahun perburuan liar dan perang saudara yang meluas di daerah asalnya, menghancurkan populasi badak tersebut dan sekarang dianggap punah secara fungsional.
Para ahli menciptakan tiga embrio pertama dengan memanen oosit (sel telur yang belum matang) dari Najin dan Fatu pada 2019 dan membuahinya secara artifisial, menggunakan sperma beku dari dua jantan terakhir, yaitu Suni yang mati pada 2014 dan Sudan.
Baca Juga: Ilmuwan Ciptakan Embrio Ketiga Badak Putih Utara Buatan
Rencana untuk mengumpulkan lebih banyak oosit harus ditunda tahun lalu karena pandemi. Namun, pada pertengahan Desember 2020, pengambilan oosit dilakukan lagi.
Sel-sel itu segera dibawa dari Kenya ke Laboratorium Avantea di Italia, dibuahi dengan air mani Suni dan dikriopreservasi pada malam Natal saat sel tersebut telah mencapai kematangan dan kelangsungan hidup.
Sekarang, dengan lima embrio yang disimpan dalam nitrogen cair dan siap digunakan untuk pembuahan in vitro (di luar tubuh), langkah selanjutnya yaitu persiapan untuk memindahkan embrio ke badak putih selatan betina sudah berlangsung.
Seekor banteng badak putih selatan jantan bernama Ouwan dipindahkan dari Lewa Wildlife Conservancy di Kenya utara ke Ol Pejeta Conservancy pada November 2020.
Ouwan diharapkan menjadi indikator yang dapat diandalkan melalui perilakunya di mana badak putih selatan betina Ol Pejeta berada dalam siklus reproduksinya.
"Ini adalah kemenangan besar bagi Kenya dan mitranya karena badak putih utara dihadapkan pada ancaman kepunahan yang akan segera terjadi," kata Hon. Najib Balala, Menteri Pariwisata dan Margasatwa Kenya.
Dirinya senang bahwa dunia memiliki kesempatan melalui penggunaan teknologi mutakhir dan inovatif untuk menyelamatkan spesies satwa liar yang terancam ini.
Dilansir dari IFL Science, Senin (18/1/2021), Ouwan telah disterilkan dan akan dipantau untuk melihat apakah ada calon ibu pengganti yang siap diinseminasi secara artifisial.
Jika ada, maka rencana tersebut akan dilaksanakan dengan harapan para ilmuwan dapat menyelamatkan badak putih utara dari ambang kepunahan.