Lanjutan Pemblokiran Akun Twitter Trump, Jack Dorsey Beri Peringatan Keras

Dythia Novianty Suara.Com
Minggu, 17 Januari 2021 | 09:00 WIB
Lanjutan Pemblokiran Akun Twitter Trump, Jack Dorsey Beri Peringatan Keras
CEO dan pendiri Twitter, Jack Dorsey. [AFP/Prakash Singh]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - CEO Twitter Jack Dorsey memperingatkan stafnya bahwa tindakan keras raksasa media sosial itu baru-baru ini, setelah kerusuhan Capitol AS akan "jauh lebih besar" daripada sekadar melarang akun Presiden Trump.

Pesan Dorsey ini dibocorkan ke Project Veritas, dan juru bicara Twitter mengonfirmasi bahwa pesan itu asli.

“Saat ini kami berfokus pada satu akun, tetapi ini akan menjadi jauh lebih besar dari hanya satu akun, dan ini akan berlangsung lebih lama daripada hanya hari ini, minggu ini, dan beberapa minggu ke depan, dan seterusnya pelantikan,” kata Dorsey dalam video meeting yang diterbitkan dilansir laman New York Post, Minggu (17/1/2021).

“Jadi, fokusnya pasti pada akun ini dan bagaimana hubungannya dengan kekerasan di dunia nyata. Tapi juga, kita perlu berpikir lebih lama tentang bagaimana dinamika ini bermain seiring waktu. Saya tidak percaya ini akan hilang dalam waktu dekat," tambahnya lagi.

Dorsey kemudian melanjutkan untuk membahas pembersihan besar-besaran Twitter atas 70.000 akun yang tidak terkait QA setelah kerusuhan 6 Januari yang mematikan di Washington DC.

Gestur Donald Trump usai memberikan keterangan pers di Gedung Putih terkait penghitungan suara Pilpres AS 2020. (Foto: AFP)
Gestur Donald Trump usai memberikan keterangan pers di Gedung Putih terkait penghitungan suara Pilpres AS 2020. (AFP)

"Salah satu contoh pendekatan yang jauh lebih luas yang harus kita lihat dan teliti lebih dalam," tegasnya.

Dalam langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya, Twitter secara permanen melarang Trump dari platform tersebut, dua hari setelah pengepungan Capitol karena risiko hasutan kekerasan lebih lanjut.

“Itu tidak akan hilang. AS sangat terpecah. Platform kami menunjukkan hal itu setiap hari. Dan peran kami adalah melindungi integritas percakapan itu, dan yang dapat kami lakukan adalah memastikan tidak ada orang yang dirugikan berdasarkan hal itu,” Dorsey memperingatkan dalam pertemuan pada Jumat (15/1/2021).

James O'Keefe, yang mendirikan Project Veritas, yang dikenal karena operasi sengitnya terhadap organisasi liberal, mengatakan bahwa video tersebut direkam oleh "pelapor orang dalam" yang bekerja untuk Twitter.

Baca Juga: Akun Twitter Joe Biden Baru, Jumlah Pengikutnya Mulai dari Nol

Seorang juru bicara Twitter mengonfirmasi keaslian video tersebut kepada Fox News.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI