Suara.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada pekan ini telah memasukkan sembilan perusahaan China, termasuk Xiaomi ke dalam daftar hitam perusahaan yang dilarang berhubungan dengan perusahaan-perusahaan di negeri Paman Sam.
Xiaomi dan delapan perusahaan lainnya dituding memiliki hubungan militer China, demikian dilaporkan oleh Gizmochina, Jumat (15/1/2021). Perusahaan-perusahaan di AS diberi waktu hingga akhir 2021 untuk memutuskan hubungan dengan Xiaomi.
Pemerintah AS belum memberikan bukti apapun mengenai tuduhan terikatnya Xiaomi bersama delapan perusahaan lain dengan militer China yang dilakukan secara mendadak ini.
Meski demikian, sanksi terhadap Xiaomi itu berbeda dengan hukuman atas Huawei. Xiaomi masih bisa mengimpor teknologi AS tanpa lisensi, setidaknya untuk saat ini. Sementara Huawei sudah tak bisa menggunakan teknologi AS, termasuk Google Mobile Services.
Baca Juga: Xiaomi Mi 11 Pro Bakal Bawa Wireless Charger 80W?
Xiaomi membantah
Xiaomi sendiri membantah memiliki hubungan dengan militer China dan mengaku menjalankan usahanya dengan mengikuti hukum yang berlaku.
"Perusahaan (Xiaomi) selalu menaati hukum dan beroperasi sesuai dengan regulasi serta undang-undang di wilayah yuridiksi tempat kami beroperasi," bunyi keterangan resmi Xiaomi yang diterbitkan Android Authority, Jumat (15/1/2021).
Xiaomi menegaskan bahwa pihaknya menyediakan produk serta jasa untuk penggunaan sipil. Selain itu ditegaskan pula bahwa perusahaan tidak dimiliki, dikendalikan, atau berafiliasi dengan militer China.
Kini Xiaomi mengatakan akan mengevaluasi konsekuensi dari kebijakan AS tersebut terhadap perusahaan dan berjanji akan mengumumkan kebijakan terkait pada waktu yang tepat.
Baca Juga: Bos Huawei: HarmonyOS Tidak Jiplak Android