Suara.com - Ahli epidemiologi Profesor Tim Spector di King's College London, mengatakan telah terjadi peningkatan kasus orang dengan virus Corona (Covid-19) yang menderita gejala tak nyaman di mulut, seperti lidah yang terlapisi.
Profesor Spector mengatakan, sekitar satu dari lima orang yang terinfeksi Covid-19 akan menunjukkan gejala yang kurang umum. Ia menyebut gejala pada lidah tersebut sebagai "Covid tongue".
"Satu dari lima orang dengan Covid-19 masih memiliki gejala yang kurang umum yang tidak tercantum dalam daftar PHE resmi, seperti ruam kulit. Saya juga melihat peningkatan jumlah Covid tongue dan sariawan yang aneh," tulis Profesor Spector melalui akun Twitternya.
Karena itu, Profesor Spector meminta orang-orang untuk tetap di rumah jika memiliki gejala yang aneh atau bahkan hanya merasakan sakit kepala dan kelelahan.
Baca Juga: Ini Perbedaan dan Persamaan Gejala Covid-19 Pada Anak dan Orang Dewasa
Profesor Spector juga membagikan contoh Covid tongue yang menunjukkan potongan-potongan lapisan putih tebal di lidah penderita Covid-19.
Menurut Gabriel Scally, ahli epidemiologi dan kesehatan masyarakat di Royal Society of Medicine, gejala yang dilaporkan di mulut telah dikaitkan dengan Covid-19 selama beberapa waktu.
"Ini adalah virus yang bermasalah untuk diobati karena menghasilkan efek dalam berbagai sistem tubuh," kata Scally, seperti dikutip dari Metro, Jumat (15/1/2021).
Beberapa orang terinfeksi Covid-19, terkadang tidak memiliki satu pun dari tiga gejala utama seperti demam, batuk, dan kehilangan indera penciuman.
Sementara yang lain menderita kelelahan ekstrem, sakit perut, sakit kepala, hingga nyeri otot.
Baca Juga: Videografis: Tanda-tanda Gejala Covid-19 Terbaru yang Perlu Diwaspadai
Di sisi lain, banyak orang masih berjuang dengan Long Covid yang diyakini memengaruhi antara 10-30 persen orang tertular Covid-19 dan memiliki gejala serta didefinisikan sebagai simptomatik yang berlangsung lebih dari 12 minggu.
Long Covid merupakan istilah yang digunakan bagi orang yang telah sembuh dari Covid-19 tetapi masih mengalami efek infeksi yang bertahan lama.
Salah satunya dialami oleh Andrew Gwyne, anggota parlemen dari Partai Buruh, yang mengatakan bahwa ia masih menderita Long Covid setelah tertular virus pada Maret.
Ia juga meminta pemerintah untuk lebih mendukung orang-orang yang berjuang dengan efek jangka panjang dari virus tersebut.
Sebagian besar orang dengan Long Covid mengalami kelelahan ekstrem, nyeri dada, sesak napas, nyeri otot, dan kabut otak dengan ingatan pendek, tetapi ada banyak gejala lainnya yang dilaporkan.