Namun, kesehatannya memburuk secara drastis selama beberapa minggu terakhir.
Inji dilaporkan bergerak dengan kaku, jarang meninggalkan sarangnya, dan tidak lagi tertarik pada benda di sekitar, bahkan pada makanan kesukaannya.
Pada akhirnya, Inji berhenti merespons obat penghilang rasa sakit dan staf medis kebun binatang memutuskan untuk "menidurkan" Inji secara manusiawi pada Sabtu (9/1/2021).
Inji merupakan spesies orangutan Sumatera, salah satu dari tiga spesies orangutan yang terdaftar sebagai terancam punah di dalam Daftar Merah IUCN.
Dua spesies lainnya mencakup orangutan Kalimantan dan orangutan Tapanuli.
Saat ini, hanya tersisa 15.000 orangutan Sumatera di alam liar dan hanya 800 orangutan Tapanuli yang tersisa.
"Kami bersyukur bisa memberi Inji rumah yang bagus, tapi memilukan memikirkan keadaan yang membawanya ke sini. Meski perdagangan satwa liar saat ini ilegal, namun praktek itu masih ada," ucap Asaba Mukobi, penjaga primata senior kebun binatang Oregon.
![Inji, orangutan tertua di dunia diberitakan mati. [YouTube/Oregon Zoo]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/01/14/27351-inji-orangutan-tertua-di-dunia.jpg)
Mukobi menambahkan bahwa hal tersebut dianggap sebagai ancaman besar bagi kelangsungan hidup orangutan, seiring dengan pertambahan manusia dan hilangnya habitat dari perkebunan kelapa sawit. Orangutan berada di ambang kepunahan.
Kebun binatang Oregon bermitra dengan Borneo Orangutan Survival Foundation, mengirim staf perawatan guna membantu memastikan pelepasan liar orangutan yatim piatu dan meningkatkan kehidupan anak orangutan yatim piatu, yang tidak dapat dilepaskan.
Baca Juga: 9 Ekor Orangutan Sumatera Menjalani Karantina di Sumut