Suara.com - Elon Musk memiliki rencana besar untuk Mars. Orang terkaya di dunia itu mengklaim dapat membuat koloni manusia di Planet Merah, dengan menempatkan setidaknya satu juta orang pada 2050, menggunakan pesawat luar angkasa yang mampu mengangkut 1.000 orang sekaligus.
Ini adalah tugas menantang. Musk sebelumnya menyarankan penggunaan nuklir Mars untuk membebaskan karbon dioksida yang terperangkap di bawah permukaan planet untuk menghangatkannya.
Terlepas dari bagaimana cara Musk membuat Mars menjadi lebih aman untuk ditinggali manusia, banyak orang bertanya kepadanya tentang masalah sosiologis dalam membangun koloni di planet baru, seperti bagaimana masyarakat di sana bekerja dan apakah akan ada sistem moneter.
Dalam salah satu utas Twitter, seorang warganet bertanya tentang kriteria seperti apa yang akan dipilih untuk masyarakat Mars.
Baca Juga: Waduh! Gegara Cuitan Elon Musk, Saham Perusahaan Ini Meroket
"Harus sedemikian rupa sehingga setiap orang dapat pergi jika mereka mau, dengan pinjaman tersedia untuk mereka yang tidak punya uang," jawab Musk.
Menyebut soal pinjaman, warganet kembali bertanya apakah peminjam akan diminta untuk melunasinya. Balasan Musk mengindikasikan bahwa peminjam dapat melunasi dengan bekerja di Mars.
"Ya, akan ada banyak pekerjaan di Mars!" balas Musk lagi.
Meskipun beberapa orang menganggap ini sebagai langkah positif untuk memungkinkan anggota masyarakat yang lebih miskin memiliki kesempatan pergi ke Mars, banyak orang menganggapnya sebagai hutang yang akan terus mengikuti ke planet asing dan menjadikan itu sebagai koloni penjara debitur antarplanet pertama umat manusia.
Cuitan Musk pun mendapat banyak kritik.
Baca Juga: Terdeteksi! Ada Goyangan Misterius di Kutub Mars
"Perbudakan kontrak dilarang dengan Amandemen ke-13. Tapi kurasa Konstitusi tidak akan berlaku di Mars," tulis seorang kritikus di Twitter.
Walaupun masalah bagaimana masyarakat baru akan diorganisir tidak mungkin diselesaikan dalam waktu dekat, hal itu tetap menimbulkan pertanyaan menarik untuk masa depan.
Saat ini, Musk terikat oleh Perjanjian Luar Angkasa. Sebagian dari pernyataan ini menyebutkan bahwa sama seperti hukum maritim yang berlaku untuk perairan internasional, para pelancong luar angkasa juga akan terikat pada hukum negara tempat mereka mengibarkan benderanya.
Dengan kata lain, koloni manusia di Mars akan tunduk pada undang-undang Amerika Serikat tentang perbudakan kontrak, yang dilarang pada 1833. Tetapi, bagaimana hukum akan ditegakkan di planet baru masih harus didiskusikan kembali.