Suara.com - Hamparan es Arktik antara Greenland dan Kepulauan Arktik Kanada, dikenal sebagai "Area Es Terakhir" yang dianggap para ilmuwan memiliki peluang terbaik, untuk bertahan dari krisis iklim. Tetapi, penelitian terbaru menunjukkan lapisan es itu kini lebih rentan untuk menghilang.
Itu adalah bentangan es tertua dan paling tebal di kawasan Arktik. Hingga saat ini, lapisan tersebut berhasil bertahan bahkan pada musim panas terhangat yang pernah tercatat.
Sebelumnya, diharapkan es tersebut dapat bertindak sebagai fondasi dari kawasan Arktik yang menyebar untuk membuat Bumi mulai mendingin lagi.
Namun, menurut analisis baru data satelit yang secara khusus mengamati lengkungan es di sepanjang Selat Nares, kemungkinan Area Es Terakhir tidak dapat bertahan.
Baca Juga: Gawat! 2020 Tercatat Jadi Tahun Terpanas dalam Sejarah
"Selat Nares dan lengkungannya dapat memainkan peran penting dalam menentukan apakah Area Es Terakhir bertahan melalui puncak pemanasan global atau tidak," tulis para ilmuwan dalam makalah yang diterbitkan di Nature Communications, seperti dikutip dari Science Alert, Selasa (12/1/2021).
Data menunjukkan bahwa durasi pembentukan lengkungan telah menurun selama 20 tahun terakhir, sementara area es dan volume fluks di sepanjang Selat Nares meningkat.
Dengan kata lain, lengkungan es Selat Nares menahan Area Es Terakhir menjadi kurang stabil.
Ini berisiko dapat mencairkan lapisan es tertua tersebut dan membuatnya pecah serta mengambang ke selatan, menuju daerah yang lebih hangat sehingga mempercepat proses pencairan.
"Es yang sangat tua inilah yang kami khawatirkan. Harapannya, wilayah ini akan bertahan hingga pertengahan abad ini atau bahkan lebih lama lagi sehingga kita bisa mendinginkan planet ini. Es akan mulai muncul lagi dan daerah ini bisa menjadi semacam benih," ucap Kent Moore, fisikawan dari Universitas Toronto, Kanada.
Baca Juga: Terbuat dari Es, Robot Ini Siap Jelajahi Planet Beku
Hilangnya Area Es Terakhir akan berdampak besar pada ekosistem di sekitarnya, mulai dari beruang kutub hingga ganggang es yang menghasilkan karbon, oksigen, dan nutrisi lain ke lingkungan.
Dikhawatirkan es Arktik akan menghilang paling cepat 2035. Para ahli mengatakan, jika ingin menghindari kerusakan lebih lanjut, solusi satu-satunya yang bisa dilakukan adalah mengurangi emisi gas rumah kaca dan mulai menghentikan kenaikan suhu rata-rata di seluruh dunia.