4. Mengalami Pembiasan (Refraksi)
Pernahkah kamu melihat pensil yang seolah-olah patah saat sebagian dicelupkan di dalam air? Hal itu terjadi karena cahaya melalui dua medium yang berbeda, yaitu dari udara ke air.
Jika seberkas cahaya melalui dua medium yang berbeda indeks biasnya, maka kecepatan cahaya juga akan berbeda pula. Perbedaan kecepatan cahaya itulah yang akan membuat seolah-olah pensil terlihat patah. Peristiwa ini disebut sebagai pembiasan cahaya.
5. Mengalami Penguraian (Dispersi)

Terbentuknya pelangi tidak lepas dari sifat-sifat cahaya yang disebut dispersi. Dispersi adalah sebuah peristiwa terurainya cahaya polikromatik (putih) menjadi monokromatik (merah-ungu). Pelangi ini akan dihasilkan oleh adanya peristiwa dispersi.
Cahaya matahari yang bersifat polikromatik ini dibiaskan oleh tetes air hujan yang ada di atmosfer dengan sudut yang berbeda-beda. Akibatnya, warna polikromatik dari cahaya matahari akan terurai menjadi monokromatik, dan warna-warna monokromatik tersebut nantinya akan memantul di belakang tetesan air hujan yang berbentuk speris dan membentuk pelangi.
6. Mengalami Pelenturan (Difraksi)
Difraksi merupakan pembelokan arah rambat cahaya saat dilewatkan pada celah sempit. Cahaya yang terdifraksi ini akan membentuk daerah gelap dan terang.
7. Memiliki Energi
Baca Juga: Penerapan Massa Jenis di Kehidupan Sehari-hari
Saat kamu berjemur di bawah terik Matahari dalam waktu yang cukup lama, tentu saja kulit akan terasa panas. Panas atau kalor yang diterima oleh kulit tersebut menunjukkan bahwa cahaya memiliki energi berupa energi kalor.