Suara.com - Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) meluncurkan pesawat kargo Cygnus milik Northrop Grumman pada 5 Januari, untuk misi baru dalam pengujian teknologi komunikasi 5G dan memicu kebakaran di orbit Bumi.
Pesawat luar angkasa Cygnys NG-14 yang tidak berawak meninggalkan ISS pada pukul 10:10 pagi EST, setelah pengontrol darat melepaskannya dari lengan robotik Canadarm2.
Astronot NASA Kate Rubins membantu memantau sistem di atas Cygnus selama keberangkatannya dari tempat bertenggernya di ISS.
Sebelumnya, Northrop Grumman meluncurkan pesawat kargo Cygnus pada Oktober 2020 untuk mengirimkan hampir 3.600 kilogram, berisi peralatan ilmiah dan perangkat keras lainnya termasuk toilet luar angkasa ke ISS.
Baca Juga: Intip Spesifikasi Realme V15 5G yang Sudah Meluncur di Pasaran
Astronot kemudian mengemas pesawat itu kembali dengan sampah, yang pada akhirnya akan terbakar di atmosfer dalam perjalanannya untuk masuk kembali ke Bumi pada 26 Januari mendatang.
Melalui misi tersebut, Cygnus akan memungkinkan penyelidik di Bumi melakukan eksperimen teknologi SharkSat 5G dan investigasi kebakaran Saffire-V.
SharkSat akan mengumpulkan pengukuran dan telemetri lain dari Cygnus dan mengirimkannya ke Bumi, dengan tujuan untuk mengembangkan lebih lanjut radio yang ditentukan perangkat lunak Ka-band. Ka-band sendiri adalah bagian dari spektrum elektromagnetik yang digunakan di luar angkasa.
Investigasi mencakup pengujian peralatan seperti sirkuit terintegrasi, sistem multiprosesor, dan penerima digital.
"Potensi penggunaan teknologi ini mencakup berbagai jenis telekomunikasi 5G terestrial serta komunikasi dari luar angkasa ke luar angkasa dan luar angkasa ke darat," kata NASA, seperti dikutip dari Space.com, Jumat (8/1/2021).
Baca Juga: Terungkap Alasan Oppo Bawa Nama 5G dalam Ponsel Reno5
Cygnus juga akan menguji Saffire-V, yang terbaru dalam investigasi Spacecraft Fire Safety (Saffire). Perilaku api dalam gayaberat mikro masih kurang dipahami dan para ilmuwan ingin tahu lebih banyak tentang cara memprediksi pertumbuhan api, cara memantau, dan memadamkannya untuk meningkatkan keselamatan penerbangan astronot di masa mendatang.
"Saffire-V meneliti pertumbuhan api dalam kisaran tekanan dan konsentrasi oksigen yang diharapkan dalam pesawat luar angkasa eksplorasi masa depan. Ini juga mendemonstrasikan deteksi kebakaran, pemantauan produk pembakaran, dan pembersihan pasca-kebakaran menggunakan perangkat keras yang serupa dengan yang direncanakan untuk pesawat luar angkasa eksplorasi berawak di masa depan," tambah NASA.
Cygnus diperkirakan akan beroperasi selama sekitar dua minggu pada operasi SharkSat sebelum masuk kembali ke atmosfer.