Suara.com - Penelitian terbaru ungkap bahwa pasien Covid-19 yang telah pulih (penyintas) masih memiliki kekebalan signifikan hingga delapan bulan setelah terinfeksi.
Disebutkan juga akan ada perlindungan abadi dari penyakit mematikan tersebut. Penelitian yang diterbitkan di jurnal Science, menganalisis sampel darah dari 188 pasien yang sebagian besar berasal dari San Diego yang tertular virus.
“Awalnya, ada banyak kekhawatiran bahwa virus ini mungkin tidak menimbulkan banyak memori. Sebaliknya, memori kekebalan terlihat cukup baik,” kata rekan penulis Shane Crotty, seorang peneliti di La Jolla Institute for Immunology, mengatakan kepada MIT Technology Review, dilansir laman New York Post, Jumat (8/1/2021).
Crotty dan timnya menemukan bahwa sebagian besar pasien memiliki antibodi spesifik virus dalam aliran darah mereka enam bulan atau lebih setelah terinfeksi.
Baca Juga: Wagub Maluku Barnabas Orno Positif Covid-19
Tetapi lebih penting, mereka memiliki tingkat sel B memori kuat, yang menciptakan antibodi.
Dalam beberapa kasus, mereka memiliki lebih banyak sel kekebalan ini delapan bulan setelah infeksi daripada setelah hanya satu.
Jika orang tersebut terinfeksi lagi, sel B memori dapat memberikan cetak biru tentang cara melawan virus meskipun mereka memiliki tingkat antibodi yang rendah.
Penemuan tersebut menunjukkan bahwa seseorang yang telah pulih mungkin memiliki kekebalan yang bertahan bertahun-tahun.
Crotty mengatakan, mereka akan terus melacak peserta dalam penelitian untuk melihat apakah mereka masih memiliki tingkat jumlah sel B yang sama pada 12 dan 18 bulan setelah terinfeksi.
Baca Juga: 7 Januari Rekor Penambahan Kasus Corona, Satgas: Imbas Libur Panjang
Namun terlepas dari temuan yang menjanjikan, Crotty menegaskan kembali bahwa infeksi ulang masih mungkin dilakukan.
“Kekebalan berbeda dari orang ke orang, dan individu yang tidak umum dengan ingatan kekebalan yang lemah masih mungkin rentan terhadap infeksi ulang,” katanya.