Suara.com - Pengukuran laju ekspansi alam semesta, memiliki pendekatan yang berbeda-beda. Salah satunya pengukuran dari Cosmic Microwave Background (CMB) dari misi Planck milik Badan Antariksa Eropa (ESA), menempatkan usia kosmos pada 13,78 miliar tahun.
Tetapi pengukuran dari gerakan galaksi menunjukkan bahwa alam semesta berkembang lebih cepat, membuatnya ratusan juta tahun lebih muda.
Dalam penelitian terbaru yang diterbitkan dalam Journal of Cosmology and Astroparticle Physics, melaporkan pengamatan dari Atacama Cosmology Telescope (ACT).
Instrumen ini juga mempelajari CMB, sisa cahaya dari Big Bang. Pengukuran usia yang dibuat adalah 13,77 miliar tahun, sesuai dengan Planck.
Baca Juga: Pertama Kalinya, Jerapah Kerdil Ditemukan di Alam Liar
"Sekarang kami telah menemukan jawaban di mana Planck dan ACT memiliki kesepakatan yang sama. Ini menunjukkan bahwa pengukuran yang sulit ini dapat diandalkan," kata Simone Aiola, ilmuwan di Pusat Astrofisika Komputasi Institut Flatiron, seperti dikutip dari IFL Science, Kamis (7/1/2021).
Pengukuran ini menimbulkan diskusi lebih lanjut antara perbedaan keduanya dan mungkin kedua cara untuk mengukur laju ekspansi tersebut disebabkan oleh kesalahan di suatu tempat dalam pengamatan atau data Planck.
"Ketegangan yang meningkat antara pengukuran jauh versus lokal dari konstanta Hubble menunjukkan bahwa kita mungkin berada di ambang penemuan baru, dalam kosmologi yang dapat mengubah pemahaman kita tentang cara kerja alam semesta," ucap Michael Niemack, profesor fisika dan astronomi.
Pengukuran baru laju ekspansi alam semesta diharapkan menggunakan observatorium yang akan datang. Para ilmuwan menyarankan, penggunaan gelombang gravitasi untuk menyelidiki alam semesta dengan cara yang berbeda.
Hal ini juga menyoroti pentingnya meningkatkan pengukuran CMB dengan ACT serta proyek Simons Observatory dan CCAT-prime di masa depan.
Baca Juga: Ilmuwan: Bumi Beputar Lebih Cepat dalam 50 Tahun Terakhir