Pertama Kalinya, Jerapah Kerdil Ditemukan di Alam Liar

Kamis, 07 Januari 2021 | 09:30 WIB
Pertama Kalinya, Jerapah Kerdil Ditemukan di Alam Liar
Ilustrasi jerapah (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kelompok ilmuwan menemukan seekor jerapah kerdil dengan kaki yang lebih pendek, saat sedang melakukan survei fotografi terhadap populasi Jerapah di Taman Nasional Air Terjun Murchison, Uganda.

Tak hanya itu, saat melakukan pekerjaan serupa di Namibia, para ahli melihat jerapah liar kedua dengan kelainan morfologi serupa.

Para ilmuwan yakin, kedua jerapah dipengaruhi oleh kondisi yang mirip dengan displasia kerangka. Istilah umum untuk kondisi yang mempengaruhi panjang tungkai termasuk dwarfisme.

Makalah penelitian tim ilmuwan tersebut adalah yang pertama mendeskripsikan jerapah dengan kondisi kerdil ditemukan di alam liar.

Baca Juga: Ilmuwan: Bumi Beputar Lebih Cepat dalam 50 Tahun Terakhir

Jerapah kerdil. [BMC Research Notes]
Jerapah kerdil. [BMC Research Notes]

Jerapah umumnya memiliki tinggi rata-rata 4,6 hingga 6,1 meter. Namun, mengukur jerapah liar adalah tugas yang tidak mudah bagi manusia karena dapat mengganggu.

Mengatasinya, dikembangkan metode pengukuran yang disebut fotogrametri. Teknik tersebut menggunakan pengintai laser untuk mengukur jarak antara fitur yang diinginkan.

Dengan mengukur jarak antara piksel digital pada foto dan membandingkannya dengan ukuran sebenarnya, para ilmuwan dapat memberikan pengukuran akurat dari foto hewan besar, termasuk jerapah.

Membandingkan data morfometri ini, para ahli dapat menetapkan bahwa dua jerapah yang tampak kerdil memang berbeda secara signifikan, dari rata-rata tinggi badan setiap populasi jerapah.

Jerapah di Uganda memiliki phalanx (segmen paling bawah dari kaki) yang kira-kira sama panjangnya dengan rekan-rekan jerapah lainnya. Bagian kaki jerapah di Namibia sangat pendek dengan masing-masing berukuran 21,1 dan 15,8 sentimeter.

Baca Juga: Aneh, Organisme Ini Hidup di Laut Bersuhu 120 Derajat Celcius

Menariknya, jerapah Uganda memiliki perawakan pendek dengan panjang leher sedikit lebih panjang dari jerapah dewasa, dengan panjang hampir 1,5 meter. Namun, jerapah Namibia memiliki ukuran leher di bawah rata-rata.

Para ilmuwan mengatakan, ini adalah pertama kalinya jenis displasia kerangka ditemukan pada jerapah liar.

Setelah berdiskusi dengan beberapa anggota komunitas kebun binatang, hal ini juga tidak terjadi pada hewan di penangkaran.

Fakta bahwa para ilmuwan tidak dapat menemukan anggota komunitas ilmiah dan kebun binatang yang pernah melihat hal ini pada jerapah sebelumnya, menunjukkan bahwa kondisi itu mungkin sangat langka.

Ukuran jerapah. [BMC Research Notes]
Ukuran jerapah. [BMC Research Notes]

"Sulit mengatakan secara pasti mengapa kedua hewan ini tidak menumbuhkan kaki panjang yang menjadi ciri khas jerapah, tetapi kami berspekulasi bahwa displasia kerangka ini mungkin terkait dengan beberapa kelainan genetik karena munculnya displasia kerangka sering kali berakar pada etiologi molekuler," kata Michael B Brown, ahli biologi konservasi dengan Giraffe Conservation Foundation, seperti dikutip IFL Science, Kamis (7/1/2021).

Sebelumnya, populasi jerapah di Taman Nasional Air Terjun Murchison, Uganda, mengalami penurunan populasi signifikan pada akhir tahun 1980-an akibat kerusuhan sipil dan perburuan.

Namun, populasi telah meningkat pesat sejak saat itu dengan perkiraan saat ini lebih dari 1.500 jerapah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI