Suara.com - Penyebaran mikroplastik yang terus berkembang, perlahan mulai mendapatkan lebih banyak perhatian. Para ahli mencoba mencari tahu risiko kesehatan mikroplastik yang ditemukan dalam makanan serta air, yang dikonsumsi manusia dan hewan.
Mikroplastik yang menyebar di lautan menjadi perhatian khusus karena konsumsi makanan laut yang meluas di seluruh dunia.
Penelitian baru yang diterbitkan di jurnal Environmental Pollution, para ahli menemukan bahwa mikroplastik terdapat di setidaknya empat spesies kerang yang paling banyak dijual di seluruh dunia.
Penelitian yang dibuat oleh para ilmuwan di University of Bayreuth menunjukkan bahwa sangat mungkin bagi siapa pun yang memakan kerang juga sama dengan mengonsumsi partikel mikroplastik.
Baca Juga: Ngeri! Ikan, Kerang dan Udang di Pesisir Utara Jatim Tercemar Mikroplastik
Para ahli menemukan total sembilan jenis mikroplastik dalam empat sampel spesies kerang, yaitu kerang biru Eropa, kerang venus Pasifik, undulate venus (Paratapes undulatus), dan kerang hijau.
Kerang-kerang tersebut umum dijual di toko bahan makanan laut dan dibudidayakan dari berbagai samudra di seluruh dunia.
Dua mikroplastik yang paling banyak ditemukan di dalam kerang adalah polypropylene dan polyethylene terephthalate, keduanya merupakan plastik yang sangat umum digunakan oleh manusia.
Para ilmuwan mengambil 1 gram daging kerang sebagai titik referensi sebanding untuk keempat spesies, yang digunakan untuk membandingkan jumlah mikroplastik yang ditemukan di setiap spesimen.
Rata-rata, para ahli menemukan 0,13 dan 2,45 partikel mikroplastik dalam 1 gram daging kerang di empat spesies berbeda yang dianalisis.
Baca Juga: Setelah 40 Tahun, Populasi Paus di Kutub Akhirnya Kembali
Selain itu, ukuran mikroplastik yang ditemukan berkisar antara 0,003 dan 5 milimeter. Para ahli menggunakan teknik pemurnian khusus untuk membantu membedakan antara partikel yang berbeda.
"Untuk menganalisis jenis mikroplastik, kami menggunakan random forest algorithms untuk pertama kalinya dalam studi ini. Ini memungkinkan kami untuk mengevaluasi data dengan cepat, secara otomatis, dan dapat diandalkan," kata Dr Martin Loder, salah satu penulis studi tersebut, seperti dikutip dari IFL Science, Rabu (6/1/2021).
Sayangnya, penelitian ini tidak menilai risiko kesehatan akibat menelan mikroplastik. Masih banyak penelitian yang perlu dilakukan untuk memahami dampak mengonsumsi mikroplastik bagi kesehatan manusia.